Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

PM Jepang Shigeru Ishiba Sebut Kesepakatan Tarif dengan AS Saling Menguntungkan dan Dorong Investasi Besar

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

PM Jepang Shigeru Ishiba Sebut Kesepakatan Tarif dengan AS Saling Menguntungkan dan Dorong Investasi Besar
Foto: (Sumber: Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/agr/aa.)

Pantau - Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan bahwa kesepakatan tarif perdagangan antara Jepang dan Amerika Serikat merupakan langkah yang saling menguntungkan bagi kedua negara dan berdampak positif secara global.

Dalam rapat komite anggaran parlemen Jepang yang disiarkan melalui situs resmi majelis rendah, Ishiba menegaskan bahwa perjanjian ini akan menciptakan lapangan kerja di Amerika, tidak menyebabkan kehilangan pekerjaan di Jepang, serta memberi manfaat bagi dunia.

Investasi Jumbo dan Kesepakatan Tarif Bersama

Sebagai bagian dari kesepakatan, Jepang berkomitmen menginvestasikan 550 miliar dolar AS atau sekitar Rp9 kuadriliun dalam perekonomian Amerika Serikat.

Kedua negara juga menyepakati tarif perdagangan bersama sebesar 15 persen.

Selain itu, terdapat pengurangan tarif tambahan untuk mobil Jepang sebesar setengah dari sebelumnya, sehingga total tarif kendaraan buatan Jepang menjadi 15 persen.

Langkah ini menyusul perintah eksekutif yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump pada 2 April tentang tarif timbal balik, dengan tarif dasar minimum sebesar 10 persen.

Sebagian besar negara akan menghadapi tarif lebih tinggi berdasarkan besarnya defisit perdagangan masing-masing dengan AS.

Pada 9 April, Trump mengumumkan penangguhan tarif balasan selama 90 hari bagi lebih dari 75 negara, termasuk Jepang.

Dampak Global dan Kesepakatan dengan Negara-Negara Lain

Sebelumnya, Jepang dikenai tarif sebesar 25 persen atas impor baja dan aluminium mulai 12 Maret, serta 25 persen untuk mobil yang tidak diproduksi di Amerika Serikat sejak 3 April.

Media Jepang menyebut situasi ini sebagai "kejutan Trump", mengacu pada istilah "Lehman Shock" dan "Corona Shock" untuk menyoroti dampak mendadak dari kebijakan ekonomi global.

Trump kemudian memperpanjang masa penangguhan tarif hingga 1 Agustus, dan memberitahu sejumlah negara mengenai penyesuaian tarif.

Sejumlah negara telah menyepakati persyaratan baru perdagangan dengan Amerika, termasuk Jepang, Korea Selatan, Filipina, Vietnam, Pakistan, Indonesia, Inggris, Uni Eropa, Thailand, dan Kamboja.

Berdasarkan hasil perundingan:

  • Tarif AS untuk barang dari Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa sebesar 15 persen.
  • Tarif impor dari Vietnam dikenai 20 persen.
  • Tarif untuk Inggris sebesar 10 persen.
  • Tarif dari Indonesia dan Filipina dikenai 19 persen.
  • Tarif untuk Pakistan, Thailand, dan Kamboja masih belum ditentukan secara final.
Penulis :
Aditya Yohan