Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Iran Pertimbangkan Lanjutkan Negosiasi Nuklir dengan AS Berdasarkan Kepentingan Nasional

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Iran Pertimbangkan Lanjutkan Negosiasi Nuklir dengan AS Berdasarkan Kepentingan Nasional
Foto: Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi berbicara di Sidang ke-59 Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHRC) di Jenewa, Swiss (sumber: Xinhua/Lian Yi)

Pantau - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa kelanjutan pembicaraan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat akan sepenuhnya ditentukan oleh kepentingan nasional negaranya.

Dalam wawancara dengan televisi pemerintah Iran, Araghchi menyampaikan, "Apakah pembicaraan akan dilanjutkan atau tidak, itu tergantung sepenuhnya pada kebutuhan kepentingan nasional," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa Iran telah menerima pesan dari Amerika Serikat terkait kemungkinan dimulainya kembali negosiasi.

Pernyataan ini disampaikan menjelang kunjungan delegasi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ke Teheran.

Ketegangan Nuklir dan Serangan Militer

Araghchi menegaskan pentingnya memulai fase baru dalam hubungan antara Iran dan IAEA, terutama mengingat situasi terkini.

Namun, ia menambahkan bahwa kunjungan delegasi IAEA tidak akan mencakup inspeksi terhadap fasilitas nuklir.

Ia menjelaskan bahwa keputusan akhir mengenai masa depan negosiasi nuklir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Sementara itu, menurutnya, Kementerian Luar Negeri hanya bertugas menjalankan keputusan yang telah ditetapkan oleh lembaga tersebut.

Sebelumnya, pada 2 Juli, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengumumkan penangguhan kerja sama dengan IAEA karena dianggap "bias" terhadap arsip nuklir Iran.

Sekitar satu minggu sebelumnya, parlemen Iran telah mengesahkan undang-undang yang menangguhkan kerja sama dengan IAEA, di tengah memanasnya situasi terkait program nuklir Teheran.

Ketegangan meningkat tajam setelah serangan gabungan Israel dan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.

Pada 13 Juni, Israel dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat melancarkan serangan selama 12 hari ke wilayah Iran.

Serangan tersebut menyasar situs militer dan nuklir, infrastruktur sipil, serta melibatkan pembunuhan terhadap tokoh militer dan ilmuwan nuklir Iran.

Iran merespons dengan meluncurkan serangan balasan menggunakan rudal dan drone balistik ke fasilitas militer dan intelijen Israel.

Respons Internasional dan Masa Depan Negosiasi

Pada 22 Juni, Amerika Serikat melancarkan serangan lanjutan ke fasilitas Iran dan menyatakan bahwa mereka telah "mengakhiri" program nuklir Iran.

Sebagai balasan, Iran membombardir pangkalan udara Amerika Serikat di Qatar, Al Udeid.

Dua hari kemudian, pada 24 Juni, Amerika Serikat mengumumkan adanya gencatan senjata antara Tel Aviv dan Teheran.

Israel dan Amerika Serikat menuduh Iran tengah mengembangkan senjata nuklir.

Namun, Iran bersikeras bahwa program nuklir mereka hanya untuk tujuan damai, seperti pembangkitan listrik.

Sebelum eskalasi konflik terjadi, Iran dan Amerika Serikat telah terlibat dalam beberapa putaran negosiasi tidak langsung terkait program nuklir.

Penulis :
Leon Weldrick