
Pantau.com - Beberapa komandan pemberontak Muslim di Filipina Selatan disumpah oleh administrator dari daerah otonom baru Muslim untuk menyelesaikan salah salah satu pemberontakan terpanjang yang terjadi di Asia.
Melansir Daily Times, Senin (25/2/2019), Presiden Vietnam Rodrigo Duterte yang memimpin upacara Moro Islamic Liberation Front yang dipimpin oleh Murad Ebrahim, dan beberapa komandan militan dengan sekitar 80 administrator transisi pemerintahan untuk lima wilayah yang dikenal sebagai Bangsamoro.
Baca juga: Keras, Presiden Filipina Rodrigo Duterte Tantang Angkatan Militer untuk Menggulingkannya
Sekitar 12.000 pejuang dengan ribuan senjata api, mulai tahun ini akan didemobilisasikan di bawah kesepakatan perdamaian. Ribuan gerilyawan lainnya akan mengikuti kesepakatan, termasuk memberikan para pemberontak pekerjaan guna membantu mereka kembali ke kehidupan normal.
"Kami ingin mengakhiri kekerasaan, setelah kami semua berperang dan menembak satu sama lain dengan menghitung kemenangan kami bukan dengan beberapa wilayah yang dipenuhi dengan jasad-jasad selama bertahun-tahun akibat kekerasan," kata Duterte.
Baca juga: Rodrigo Duterte Sahkan UU Otonomi Penuh Umat Muslim Filipina
Sekitar 150.000 orang tewas dalam konflik selama beberapa dekade dan pembangunan di wilayah yang kaya akan sumber daya terhambat yang menjadikan wilayah termiskin di negara itu. Duterte menjanjikan bahwa sumber daya yang memadai, bukanlah hal yang menakutkan di masa lalu.
Pemerintah Filipina dan pemerintah Barat serta para pejuang melihat otonomi Muslim yang efektif sebagai penangkal hampir setengah abad separatis Muslim melakukan kekarasan, di mana kelompok negara Islam bisa memanfaatkan itu untuk memperoleh pijakan.
- Penulis :
- Noor Pratiwi