
Pantau.com - Israel Antiquities Authority (IAA) mengumumkan Kamis, 4 April 2019, bahwa tim arkeolog menemukan situs bukti peradaban di Beersheba yang kembali pada abad pertama.
Artefak yang ditemukan di situs itu termasuk sepotong lampu minyak yang menggambarkan menorah dengan sembilan cabang dengan gambar kapal serta beberapa koin kuno.
Baca juga: Sejarawan Ungkap Bukti Baru Kekejaman Nazi di Pemakaman Massal Jerman
"Ini mungkin salah satu penggambaran artistik awal dari menoral sembilan cabang yang belum pernah ditemukan," kata Dr. Peter Fabian dari Ben-Gurion University dan Dr. Daniel Varga dari IAA dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik, Sabtu (6/5/2019).
Menurut Israel Today, beberapa lampu juga ditemukan dengan gambar menorah dengan tujuh cabang. Hal itu dikaitkan dengan Putusan dalam Tamlud Babilonia bahwa hanya menorah yang ditemoatkan di dalam Bait, yang memiliki tujuh cabang. Oleh karena itu, lampu yang lebih umum digunakan biasanya memiliki delapan hingga 11 cabang.
Baca juga: Arkeolog Mesir Temukan 50 Mumi, 12 di Antaranya Anak-anak
Tim arkeolog juga menemukan terowongan yang mungkin digunakan oleh pemberontak Yahudi sekitar tahun 135, selama pemberontakan Bar-Kokhba melawan Kekaisaran Romawi.
Situs itu juga menunjukan tanda dari apa yang ilmuan pikir bahwa mungkin api yang terjadi selama pemberontakan besar, yang juga dikenal sebagai perang Yahudi-Romawi pertama, sekitar tahun 70.
rnrnExciting news: For the 1st time, archaeologists have unearthed the remains of a 2,000-year-old Jewish settlement in the Israeli city of Beersheba. At the site was this part of an oil lamp depicting a 9-branched menorah - one of the earliest ever found. 1/2
— Maya Margit (@MayaMargit) April 4, 2019
Credit:IAA#archaeology pic.twitter.com/dC7ziUy6di
rnrn2/2 Aside from the oil lamp shard, the settlement site also includes a number of interesting features, including underground hidden passageways that were likely used by Jewish rebels in 135 CE during the Bar-Kokhba Revolt against the Roman Empire.
— Maya Margit (@MayaMargit) April 4, 2019
Credit: IAA#Archaeology pic.twitter.com/2e4u3LgN7I
- Penulis :
- Noor Pratiwi