
Pantau.com - Amerika Serikat tidak akan membiarkan warga Iran mengambil keuntungan kesepakatan nuklir bersejarah 2015, kata Wakil Presiden Iran Eshaq Jahangiri pada Senin, 8 Juli 2019, menurut Kantor Berita IRIB.
"Pihak Amerika tidak mengizinkan warga Iran mengambil keuntungan dari kesuksesan (kesepakatan nuklir) selama mereka terlibat (dalam kesepakatan nuklir) atau pun setelah mereka hengkang dari kesepakatan tersebut," kata Jahangiri, menurut IRIB.
Baca juga: Donald Trump: Iran Telah Bermain dengan Api
Sebelumnya, Iran mengumumkan secara resmi telah melampaui batas pengayaan uranium 3,67 persen yang ditetapkan oleh perjanjian nuklir 2015.
Juru bicara agensi nuklir Iran Behrouz Kamalvandi mengatakan, tingkat baru pengayaan uranium Iran adalah 4,5 persen, dan pihaknya akan mempertimbangkan untuk meningkatkan angka ini menjadi 20 persen sebagai ukuran di masa depan jika Eropa terus mengabaikan komitmennya di bawah JCPOA.
Baca juga: Seram, Pengayaan Uranium Nuklir Iran Sudah Mencapai 4,5 Persen
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mundur dari kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan kekuatan dunia tahun lalu, serta kembali memberlakukan sanksi.
Langkah tersebut bertujuan untuk menekan Iran agar melakukan perundingan soal program misil dan kebijakan kawasan mereka. Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat meningkat setelah Republik Islam menembak jatuh drone milik AS Juni lalu.
- Penulis :
- Noor Pratiwi