Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Menilik S-400, Rudal Super Canggih Buatan Rusia yang Bikin AS Jengkel

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Menilik S-400, Rudal Super Canggih Buatan Rusia yang Bikin AS Jengkel

Pantau.com - Turki telah menerima pengiriman sistem pertahanan udara Rusia, S-400, meskipun Amerika Serikat mengancam anggota NATO itu dengan sanksi atas kesepakatan kontroversial.

Pengiriman sistem pertahanan udara itu menandai ketegangan yang meningkat dalam hubungan Turki dan Amerika Serikat yang telah memanas selama beberapa bulan belakangan.

Turki telah berulang kali menolak panggilan dari AS untuk membatalkan kesepakatan, dengan mengatakan bahwa pihaknya bebas memilih negara mana saja untuk membeli senjata. 

Apa teknologi yang dimikili S-400 sehingga membuat AS mengancam akan menjatuhkan sanksi untuk Turki? berikut fakta S-400 milik Rusia dilansir dari The Economic Times, Rabu (17/7/2019).

Teknologi S-400 buatan Rusia


Bagian dari sistem pertahanan rudal S-400 Rusia. (Foto: Reuters/Tatyana Makeyeva)

S-400 adalah salah satu sistem pertahanan udara paling modern di dunia, dan dijual dengan harga yang lebih rendah dibanding pesaingnya, Patriot. Tentara Rusia mulai menggunakan S-400, yang dirancang untuk mencegat dan menembak jatuh setiap ancaman di udara sejak 2007.

Menurut produsennya, perusahan pemerintah Almaz-Antey, sistem pertahanan udara itu memiliki rentang jarak hingga 400 kilometer dan dapat digunakan hanya dalam waktu lima menit.

S-400 dikembangkan untuk menghancurkan jet tempur, rudal jelajah, rudal balistik, dan pesawat nirawak atau drone. Hal itu terdiri dari beberapa kendaraan; pusat komando, stasiun radar mobile, 12 kendaraan peluncuran yang masing-masing membawa empat rudal.

Baca juga: Turki Kembali Kecam AS Soal Peluru Kendali S-400 Milik Rusia

Puluhan S-400 telah dikerahkan ke seluruh wilayah di Rusia, dari titik paling barat negara di Kaliningrad hingga jauh ke titik paling timur Rusia. Empat S-400 juga telah di tempatkan di wilayah sengketa Crimea, Semenanjung Laut Hitam, yang telah menjadi wilayah konflik antara Rusia dan Ukraina.

Selain itu, dua buah S-400 juga telah dikerahkan ke Suriah, di mana Moskow berpartisipasi dalam perang di negara itu, untuk melindungi Pangkalan Udara Rusia di Hmeimim dan fasilitas Angkatan Laut Tartus.

China adalah negara pertama yang membeli sistem pertahanan udara Rusia itu, dengan memesan sejumlah S-400 dengan nilai USD3 miliar. Pengiriman telah dilakukan sejak April 2018, dan uji coba pertama telah berlangsung pada akhir Juni 2019.

Di sisi lain, India juga telah membeli sistem S-400 senilai USD5,2 miliar, dan pengiriman akan dilakukan mulai akhir 2020.

Beberapa negara dunia, termasuk Irak, Qatar, dan Arab Saudi, telah menunujukkan minatnya pada sistem pertahanan udara Rusia S-400. Dalam beberapa kasus hal itu memberikan tekanan pada Amerika Serikat untuk menurunkan harga pada sistem pertahanan miliknya.

Ditentang AS

Bagian pertama dari sistem pertahanan rudal S-400 Rusia diturunkan dari pesawat Rusia di Bandara Murted, Turki. (Foto: Reuters)

Pakar militer Moskow Alexander Golz percaya bahwa tindakan membeli S-400 buatan Rusia adalah murni keputusan politik. Golz juga percaya bahwa langkah itu adalah sinyal kepada AS dan sekutu lainnya terkait pendekatan kedaulatan Turki dalam hal pertahanan.

Amerika Serikat dengan tegas menentang pembelian S-400 oleh Turki, dengan mengatakan bahwa sistem pertahanan Rusia itu tidak kompatibel dengan peralatan yang digunakan oleh anggota lain NATO.

Baca juga: Turki Bodo Amat Diteror AS, yang Penting S-400 Mendarat Sempurna

Rusia disebut mambu menggunakan penjualan S-400 sebagai senjata politik dengan menjualnya ke Turki, yang akan menambah ketegangan antara sekutu NATO dan Turki.

Rusia berencana untuk meluncurkan S-500, penerus S-400 pada 2020. Moskow juga menyebutkan senjata itu dapat mencapai orbit terendah dan menargetkan satelit.

rn
Penulis :
Noor Pratiwi