
Pantau.com - Para pengungsi Rohingya gelombang pertama akan dipindahkan ke sebuah pulau kosong dalam beberapa bulan ke depan di bawah rencana kontroversial yang disusun oleh pemerintah Bangladesh, demikian pernyataan Menteri Luar Negeri.
Pengungsi Rohingya dengan hampir 1 juta orang melarikan diri dari tindakan keras militer di Myanmar dan saat ini tinggal di sebuah kamp di Cox's Bazar akan dipindihkan ke Pulau Silt dari Bhasan Char di muara suangai Meghna Bangladesh, yang hanya dapat diakses dengan perahu.
Usulan tersebut mencuri perhatian kelompok hak asasi manusia dan NGO, yang mengkhawatirkan isolasi di Vhasan Char --pulau yang diketahui rentan terhadap banjir dan siklon buruk dan membutuhkan waktu sekitar tiga jam dengan perahu untuk pulau itu.
Para pengungsi Rohingya di kamp Cox's Bazar berulang kali menyatakan mereka tidak akan meninggalkan kamp pengungsian karena ketakutan akan keselamatan mereka.
Baca juga: Kasus Pembantaian Rohingya, Panglima Militer Myanmar Terima Sanksi AS
Melansir The Guardian, Sabtu (20/7/2019), Menteri Luar Negeri Bangladesh Shahriar Alam mengatakan kepada The Guardian, rencana itu akan dilakukan, dengan pengungsi gelombang pertama diharapkan akan tiba di pulau itu dalam waktu dua sampai tiga bulan.
"Rencananya adalah untuk memberi para pengungsi tempat berlindung yang baik," kata Alam.
Terlepas dari kerentanan pulau itu dari siklon buruk, di pulau itu pemerintah telah membangun sejumlah fasilitas, seperti tempat penampungan jika terjadi siklon buruk yang akan melindungi para pengungsi.
"Ada sebuah tempat berlindung dari siklon buruk, dan sebuah danau untuk mereka mendapatkan ikan. Satu-satunya pilihan untuk pengungsi adalah dengan mencari ikan," tambahnya.
Baca juga: Tekanan Internasional Perlu Ditingkatkan Lawan Kekejaman pada Rohingya
Ketika ditanya tentang fasilitas rumah di pulau itu yang tampak seperti penjara, Alam menjawab bahwa semua rumah di Bangladesh dibangun seperti itu, dengan tujuan keselamatan.
"Perdana Menteri, dengan melindungi Rohingya, telah menciptakan tanah moral yang sangat tinggo, dan kita tak akan melakukan sesuatu yang konyol," ujar Alam.
Pulau Bhasan Char, terletak sekitar 30 kilometer dari daratan, yang baru terlihat kembali di antara sungai dalam dua dekade terakhir. Kebebasan para pengungsi Rohingya di pulau itu juga menjadi sorotan publik.
Sejumlah kelompok hak asasi manusia menekankan risiko tinggi dalam evakuas ratusan ribu orang jika terjadi bencana di pulau itu.
- Penulis :
- Noor Pratiwi