Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Putra Mahkota Arab Saudi Rencanakan Pembunuhan di Kanada?

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Putra Mahkota Arab Saudi Rencanakan Pembunuhan di Kanada?

Pantau.com - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) lagi-lagi mendapat laporan tentang rencana pembunuhannya. Kali ini laporan tersebut ada di dokumen yang diajukan di pengadilan federal Amerika Serikat. Mantan pejabat intelijen Arab Saudi, Saad al-Jabri menuding MbS mengirim tentara bayaran ke Kanada untuk membunuhnya, tapi rencana itu gagal. 

Dilansir Al Jazeera, Jumat (7/8/2020), rencana pembunuhan itu terjadi 13 hari setelah pembunuhan jurnalis ternama Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Turki. Kasus ini juga menuding MbS berada di balik semua rencana keji tersebut.

Dalam tuduhan dokumen pengadilan setebal 106 halaman yang diajukan di AS pada Kamis (6/8), Saad al-Jabri, yang kini menjadi penduduk tetap Kanada, menuduh Putra Mahkota mengirim sekelompok pembunuh bayaran yang dikenal sebagai Pasukan Harimau untuk membunuh dirinya.

Saad mengklaim bahwa kedekatannya dengan komunitas intelijen AS dan pengetahuannya tentang aktivitas Putra Mahkota telah menjadikannya salah satu target utama anak dari Raja Salman tersebut. Selama bertahun-tahun Saad al-Jabri juga pernah menjadi tangan kanan Pangeran Mohammed bin Nayef.

Baca juga: Pangeran Ahmed, Anggota Terakhir 'Tujuh Sudairi' Ditangkap MbS

Dia juga merupakan kunci utama dalam semua hubungan Arab Saudi dengan badan intelijen "Lima Mata" yakni AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Dokumen tersebut mengatakan, informasi yang memberatkan itu antara lain dugaan korupsi dan pengawasan tim tentara bayaran pribadi berjuluk Pasukan Harimau. Anggota Pasukan Harimau disebutkan juga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Khashoggi, yang meninggal dunia di dalam konsulat Arab Saudi di Instanbul, Turki, pada 2018.

"Beberapa informasi lebih sensitif, memalukan dan memberatkan tertuduh bin Salman tersimpan di pikiran dan ingatan Dr Saat, tapi juga rekaman yang disiapkan Dr Saad untuk mengantisipasi pembunuhannya," kata dokumen itu.

"Itulah mengapa tertuduh bin Salman menginginkan dia (Saad) mati, dan mengapa terdakwa bin Salman telah berupaya untuk mencapai tujuan itu selama tiga tahun terakhir."

Baca juga: Inikah Babak Akhir Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi?

Dalam dokumen tersebut, Pasukan Harimau tiba di Bandara Toronto Pearson, Kanada, dengan visa turis pada pertengahan Oktober 2018, dua minggu setelah pembunuhan Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul.

"Anggota itu membawa dua tas alat forensik lengkap dengan alat untuk membersihkan TKP, termasuk bukti kriminal yang sama persis digunakan ketika memutilasi Khashoggi," demikian bunyi dokumen. Namun, agen perbatasan Kanada dengan cepat curiga terhadap kelompok itu dan menolak mereka masuk setelah mewawancarai mereka.

Menurut gugatan tersebut, penargetan pembunuhan Saad al-Jabri adalah bagian tak terpisahkan dari kampanye MbS untuk meredam perbedaan pendapat. Dia menuding Mohammed bin Salman melakukan upaya berulang kali untuk mengembalikannya ke Arab Saudi.

Bahkan dalam dokumen disebutkan bahwa MbS telah memerintahkan penahanan dua anak Saad al-Jabri yang hilang pada pertengahan Maret. Selain itu, kerabatnya juga ditangkap dan disiksa. Semua itu dilakukan dalam upaya memancing Saad al-Jabri kembali ke Arab Saudi.

Penulis :
Noor Pratiwi