Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Akun Twitter Tokoh Dunia Kembali Diretas, Kali Ini PM India Narendra Modi

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Akun Twitter Tokoh Dunia Kembali Diretas, Kali Ini PM India Narendra Modi

Pantau.com - Akun Twitter tokoh dunia kini kembali menjadi sasaran peretasan. Kali ini, Perdana Menteri India Narendra Modi menjadi korbannya. Peretasan itupun dibenarkan oleh pihak Twitter.

Dilansir Reuters, Kamis (3/9/2020), pihak Twitter mengungkapkan akun pribadi milik Modi diretas dengan serangkaian cuitan yang meminta para pengikutnya untuk menyumbang dana melalui mata uang kripto.

Pihak Twitter mengaku telah mengetahui aksi tersebut dan telah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan akun PM Modi yang dibobol. "Kami secara aktif menyelidiki situasi tersebut. Saat ini, kami tidak melihat ada akun tambahan yang terkena dampak," kata juru bicara Twitter dalam pernyataan.

Baca juga: Remaja 17 Tahun Ditangkap karena Retas Akun Twitter Sejumlah Tokoh Dunia

Sementara itu, kantor Modi belum menanggapi permintaan komentar soal cuitan, yang diunggah di akun @narendramodi_in. Peretasan dilakukan dalam sebuah cuitan yang meminta para pengikut untuk memberikan sumbangan kepada Dana Bantuan Nasional PM melalui kripto. Saat ini cuitan tersebut telah dihapus.

Insiden peretasan tokoh dunia ini terjadi setelah beberapa akun tokoh terkemuka diretas pada Juli, termasuk milik kandidat presiden AS Joe Biden, mantan Presiden AS Barack Obama, dan miliarder Elon Musk, serta menggunakannya untuk meminta mata uang digital.

Untuk diketahui, seorang remaja asal Tampa, Florida, Amerika Serikat, bernama Graham Ivan Clark ditangkap kepolisian pada 1 Agustus 2020, karena menjadi dalang di balik peretasan akun-akun tokoh besar di Twitter beberapa waktu lalu.

Baca juga: Peretas Akun Twitter Sejumlah Tokoh Dunia Ternyata Sekumpulan Anak Muda 

Clark, yang baru berusia 17 tahun, dikenai 30 tuduhan atas kejahatan besar, termasuk penipuan dan akan dihukum sebagai orang dewasa. Dia tidak bertindak sendiri dalam peretasan besar ini, melainkan dibantu dua orang masing-masing bernama Mason John Sheppard (19) asal Inggris Raya dan Nima Fazeli (22) dari Orlando, Florida.

Peretas meminta pengikut akun-akun terverifikasi, antara lain milik Elon Musk dan Barack Obama, untuk mengirimkan uang dalam bentuk bitcoin. New York Times menuliskan penipuan tersebut menjaring uang senilai lebih dari USD180.000.

Sementara laman Cnet, mengutip keterangan dari Departemen Kehakiman AS, melaporkan terdapat lebih dari 400 transfer senilai lebih dari USD100.000.

Penulis :
Noor Pratiwi