
Pantau.com - Kasus sodomi oleh seorang guru agama di Kabupaten bandung yang tega menyodomi puluhan santrinya.
Korban dilaporkan telah mendapatkan penampingan dari UPTD PPA Kabupaten Bandung.
Sodomi adalah sebuah pelecehan seksual yang dilakukan menggunakan penis dengan anus. Hal ini dapat dikategorikan sebagai seks anal, yang kadang digunakan sebagai variasi dalam berhubungan seks pasangan suami istri.
Meskipun demikian, kasus sodomi berbeda karena korban diminta untuk melakukannya secara terpaksa, sehingga dapat berbahaya terhadap fisik ataupun mental korban.
Melansir dari hellosehat, berikut bahaya sodomi bagi kesehatan mental dan fisik yang dapat korban alami:
Bahaya fisik
1. Infeksi pada anus
Rasa nyeri yang berdenyut dan konstan di daerah anus menjadi salah satu gejala infeksi anus yang paling umum dirasakan. Rasa sakitnya biasanya disertai dengan pembengkakan di daerah anus dan rasa sakit yang lebih besar lagi saat buang air besar.
Tanda-tanda umum adanya infeksi pada anus termasuk:
- Sembelit
- Keluar cairan dari anus atau perdarahan
- Bengkak atau lunaknya kulit di sekitar anus
- Demam dan mengigil karena infeksi
Beberapa korban sodomi yang sampai mengalami infeksi, berpotensi mendapatkan benjolan yang memerah, bengkak, dan lunak di tepi anus. Korban juga berpotensi mengalami pendarahan dubur atau masalah saat kencing, seperti kesulitan buang air kecil.
2. Inkontinensia alvi, mati rasa ketika buang air besar
Dikutip dari Detik Health yang dilansir oleh hellohealth, dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM, mengatakan bahwa sodomi bisa menyebabkan inkontinensia alvi.
Inkontinensia alvi adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak lagi dapat mengontrol kapan harus buang air besar sehingga terjadi kebocoran yang menyebabkan penderita buang air besar tanpa bisa menahannya.
Kondisi ini biasanya dialami oleh korban sodomi secara berulang, sehingga menyebabkan sfingter anus mereka rusak. Sfingter anus adalah otot-otot di sekitar anus yang bertugas menahan atau merenggang di bawah perintah tubuh Anda. Jika otot-otot atau saraf ini rusak, Anda akan kehilangan kemampuan untuk mengontrol buang air besar yang berakibat pada kebocoran feses secara tidak sengaja. Lebih parah lagi, Anda bisa bisa kehilangan kontrol buang air besar sepenuhnya.
3. Proctitis dan infeksi menular seksual lainnya
Infeksi menular seksual yang terjadi ketika melakukan seks anal salah satunya adalah proctitis. Proctitis adalah peradangan pada lubang anus dan lapisan rektum (bagian bawah usus yang menuju ke anus). Rektum adalah saluran berotot yang tersambung dengan ujung usus besar. Feses keluar dari tubuh melalui rektum. Proctitis dapat menyebabkan nyeri pada rektum dan sensasi seperti ingin buang air besar secara terus-menerus. Gejala proctitis dapat berlangsung sebentar ataupun kronis alias menahun.
Infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan proctitis, meliputi gonore, herpes kelamin, dan chlamydia. Proctitis juga terkait dengan HIV. Infeksi yang terkait dengan penyakit bawaan makanan, seperti salmonella, shigella, dan infeksi campylobacter juga dapat menyebabkan proctitis.
Bahaya mental
Trauma dan rasa malu mendalam dapat terjadi terhadap korban Sodomi. Pelecehan seksual yang kasusnya kebanyakan menimpa usia kanak-kanak dan remaja ini, dapat membawa dampak jangka panjang, bahkan seumur hidup.
Rasa malu dan minimnya bantuan yang didapatkan para korban bisa membuat korban jadi trauma, mengalami gangguan kecemasan, dan depresi seumur hidup.
Masih menurut laman Detik Health yang dilansir oleh hellohealth, seorang psikiater, dr. Elly Ingkriwang, Sp.Kj, menyatakan bahwa korban bisa menjadi penerus pelaku sodomi.
Dr. Elly mengatakan bahwa mungkin saja ada sensasi rasa senang yang menyebabkan ketagihan saat melakukan seks anal sehingga korban akan mengulanginya.
Adanya rasa dendam juga bisa menjadi salah satu faktor mengapa korban sodomi tetap ada. Hal ini disebabkan karena korban hendak membalas dendam pada orang lain. Rasa dendam masa lalu yang tidak tersalurkan dan dipendam sendirian, lama-kelamaan akan memuncak. Inilah yang menurut dr. Elly bisa membuat seseorang yang tadinya korban menjadi pelaku sodomi. Korban ingin tidak hanya dirinya saja yang pernah disodomi, itu sebabnya ia akan melakukannya pada orang lain agar ada yang senasib.
Sumber: hellosehat
Baca juga: Biadab! Guru Ngaji di Pengalengan Sodomi Puluhan Santri Laki-laki
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani