Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Berapa Uang yang Harus Kamu Miliki Agar Bahagia?

Oleh Tommy Adi Wibowo
SHARE   :

Berapa Uang yang Harus Kamu Miliki Agar Bahagia?

Pantau.com - Ada yang bilang uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Ada yang percaya hal itu, banyak juga yang tidak mempercayainya.

Namun studi baru menyatakan, menghasilkan uang dalam jumlah tertentu bisa menjadi kunci memenuhi kepuasan dan hidup, alias bahagia.

Sekelompok orang dari Universitas Purdue di Indiana melakukan penelitian menggunakan Gallup World Poll, dengan mengumpulkan sampel sebanyak 1,7 juta orang dari 164 negara.

Peneliti mencatat, kesejahteraan emosi dan kepuasan hidup seseorang dengan cara menganalisa daya beli. Temuan itu kemudian dibandingkan dengan pendapatan per tahun seseorang untuk mengukur kebahagiaan.

Baca juga: Makan Telur Tiap Hari Selama 1 Minggu, Berbahayakah?

Sesuai perkiraan, tiap orang punya tingkat kepuasan pendapatan yang berbeda-beda. Tergantung dari negara mana mereka berasal.

"Sesuai dengan penelitian sebelumnya, yang mengindikasikan bahwa tingkat kebahagiaan banyak terjadi di negara kaya. Ini menunjukkan tingkat kebahagiaan berbanding lurus dengan tingkat kekayaan negara," kata penulis penelitian, dilansir laman Independent, Rabu (21/2/2018).

Ilustrasi orang kaya (Foto: Gazettereview)

Negara dengan pendapatan tertinggi adalah Australia dan New Zealand, dengan total pendapatan rata-rata sebesar USD125.000 atau sekitar Rp1,7 miliar per tahun. Sedangkan, negara pendapatan terendah adalah Amerika Latin dan The Caribbean sebesar USD35.000 atau setara Rp476 juta.

Baca juga: Perlukah Sikat Gigi Dibasahi Sebelum Dipakai? Ini Jawabannya

Temuan lain

Namun, tim peneliti dari Departemen Ilmu Psikologi yang dipimpin oleh Andrew T Jebb menemukan orang dengan gaji lebih tinggi sedikit lebih lama merasa bahagia dibandingkan dengan yang pendapatan lebih rendah.

"Pendapatan tinggi biasanya diikuti dengan tuntutan yang tinggi pula (dari segi waktu, beban kerja, tanggung jawab, dan sebagainya). Sehingga waktu luang dan aktivitas untuk diri mereka sendiri juga terbatas," kata Jebb.

Penulis :
Tommy Adi Wibowo