
Pantau.com - Kondisi gagal tumbuh pada balita atau stunting memang tengah mendera Indonesia. Satu dari lima negara di dunia yang anak-anaknya paling banyak menderita stunting adalah Indonesia.
Baca juga: Seiring Waktu Kualitas ASI Ternyata Semakin Menurun
Peran orang tua khusunya ibu amat diperlukan untuk mencegah buah hati mengalami stunting. Berikut kiat-kiatnya pencegahan stunting dari Dr Damayanti Rusli Sjarif Divisi Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Dwi Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM di Paradigma Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (13/8/2018).
1. Deteksi gejala stunting sejak dini
Anak yang mengalami mal nutrisi yang berujung pada stunting, orang tua harus ekstra waspada saat anak mengalami kenaikan atau penurunan berat badan tak sesuai, sebagaimana tolak ukur pertumbuhan anak normal.
2. Atasi sebelum usia dua tahun
Akan berakibat fatal, jika orang tua baru mengatasi gejala stunting setelah anak berusia dua tahun, karena perkembangan cepat otak telah berakhir.
Di usia 0-24 bulan, tumbuh kembang fisik dan otak dikategorikan sebagai pertumbuhan emas karena pembelajaran amat cepat.
3. Berikan asupan ASI dan MPASI
Makanan Pengganti ASI (MPASI) sangat diperlukan karena penurunan kualitas ASI, sehingga sejak enam bulan orang tua wajib memberikan asupan MPASI yang dapat setara dengan kualitas ASI pada bulan-bulan awal menyusui.
Baca juga: 5 Mitos Soal ASI dan MPASI yang Banyak Orang Percaya
MPASI haruslah terkandung karbohidrat, zat besi, protein hewani, lemak dan serat pada buah yang hanya diperkenalkan, namun sesuai dengan porsi yang tepat sesuai usia
4. Kejar ketertinggalan dari anak normal
Yang harus dilakukan adalah, semaksimal mungkin kejar ketertinggalan dari anak-anak normal seusianya, baik dijaga asupan gizi ataupun tindakan khusus pengajaran pada pemikiran anak.
- Penulis :
- Gilang