
Pantau - Bunyi notifikasi grup-gup WhatsApp, Twitter, atau media sosial lainnya hingga e-commerce dari ponsel yang sangat sering, lama-lama akan mengganggu. Para pengguna ponsel harus hati-hati karena ternyata berpengaruh terhadap otak.
Dengan semua push notifikasi ponsel cerdas itu, tidak heran membuat pemiliknya sering kehilangan fokus. Ponsel sebenarnya tidak perlu melakukan ping untuk mengalihkan perhatian. Ada bukti bahwa kehadiran ponsel, diam atau tidak, sudah cukup untuk mengalihkan perhatian.
Meskipun perkiraannya bervariasi, rata-rata orang memeriksa ponsel mereka sekitar 85 kali sehari, kira-kira setiap 15 menit sekali. Dengan kata lain, setiap 15 menit atau lebih, perhatian cenderung menyimpang dari apa yang dilakukan.
Masalahnya, butuh beberapa menit untuk mendapatkan kembali konsentrasi sepenuhnya setelah terganggu oleh ponsel. Bagaimana bisa mendapatkan kembali fokus, tanpa melewatkan hal-hal penting?
Melansir dari The Conversation, menurut dosen senior Psikologi di Universitas Deakin Sharon Horwood, ping dari ponsel adalah ‘interupsi eksogen’. Dengan kata lain, sesuatu di luar, atau di sekitar yang telah menyebabkan interupsi. “Kita bisa dikondisikan untuk merasa senang saat mendengar ponsel berbunyi,” ungkap Sharon.
Sharon memaparkan, sebuah studi tentang gelombang otak menemukan bahwa mereka yang tergolong sebagai pengguna berat smartphone lebih sensitif terhadap pemberitahuan push daripada pengguna ringan.
Setelah mendengar pemberitahuan push, pengguna berat ponsel secara signifikan lebih buruk dalam memulihkan konsentrasi. Meskipun pemberitahuan push mengganggu konsentrasi untuk kedua kelompok ini, pengguna berat ponsel membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali fokus.
Gangguan notifikasi yang sering dari telepon juga dapat membuat seseorang merasa stres karena harus meresponsnya. Gangguan tersebut sering juga dikaitkan dengan peningkatan FOMO (takut ketinggalan).
“Jika perhatian Anda teralihkan oleh ponsel setelah menanggapi notifikasi, penundaan selanjutnya untuk kembali ke tugas yang sedang dikerjakan juga dapat membuat Anda merasa bersalah atau frustrasi,” tambah Sharon.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari