
Pantau - Bisnis kue kering jelang Lebaran 2023 mulai menggeliat. Sederet pelaku usaha rumahan kue kering menjajakan jualannya melalui via online.
“Alhamdulillah sudah banyak yang pesan,” ucap syukur Sulastri, pelaku usaha kue kering asal Kecamatan Patrol, Minggu (9/4/2023).
Dia mengaku sengaja mencari pemesan sebelum kue kering diproduksi massal. Sulastri menuturkan, langganannya sebagian besar pegawai dan teman di media sosial (medsos).
Sulastri mengatakan, jenis kue kering yang dijajakannya bervariasi, mulai dari nastar, putri salju, sagu keju, coklat kenari, biji nangka, selai durian, serta susu keju. Harganya ditaksir mencapai Rp50-70 ribu per toples.
Sulastri menuturkan, usaha ini dia lakoni sejak 3 tahun terakhir. Dimulai kala pandemi Covid-19 tahun 2020.
Keuntungan yang diperolehnya cukup untuk menambah penghasilan selama Ramadan. Hanya saja, sejak 2 tahun terakhir sudah mulai banyak pesaing.
Tapi Lastri, sapaan akrabnya mengaku tidak masalah. Agar barang dagangan ini laku dan laris, dia sengaja membuat kue kering yang spesial. Baik dari segi rasa dan tampilannya.
Selain itu, untuk membuat pelanggan tidak lari, dia berani memberikan bonus tambahan. “Kalau untuk pelanggan kita kasih bonus promo harga untuk pembelian kue kering lebaran,” ucapnya.
Pelaku usaha lainnya, Tasri mengaku sudah mulai memproduksi kue kering dari sejak awal Ramadan lalu. Ini dilakukan demi mensiasati naiknya harga bahan baku yang biasanya terjadi menjelang bulan ramadan.
Sengaja awal-awal produksi juga karena pelangganya banyak yang melakukan pesanan untuk dibagikan ke keluarga.
Untuk memasarkan produknya, Tasri juga mengandalkan media sosial. Baik lewat WA, Facebook dan akun instagram (IG). “Untuk selama Ramadan kita fokus kue kering. Nanti mendekati lebaran giliran jualan parcel,” ujarnya.
“Alhamdulillah sudah banyak yang pesan,” ucap syukur Sulastri, pelaku usaha kue kering asal Kecamatan Patrol, Minggu (9/4/2023).
Dia mengaku sengaja mencari pemesan sebelum kue kering diproduksi massal. Sulastri menuturkan, langganannya sebagian besar pegawai dan teman di media sosial (medsos).
Sulastri mengatakan, jenis kue kering yang dijajakannya bervariasi, mulai dari nastar, putri salju, sagu keju, coklat kenari, biji nangka, selai durian, serta susu keju. Harganya ditaksir mencapai Rp50-70 ribu per toples.
Sulastri menuturkan, usaha ini dia lakoni sejak 3 tahun terakhir. Dimulai kala pandemi Covid-19 tahun 2020.
Keuntungan yang diperolehnya cukup untuk menambah penghasilan selama Ramadan. Hanya saja, sejak 2 tahun terakhir sudah mulai banyak pesaing.
Tapi Lastri, sapaan akrabnya mengaku tidak masalah. Agar barang dagangan ini laku dan laris, dia sengaja membuat kue kering yang spesial. Baik dari segi rasa dan tampilannya.
Selain itu, untuk membuat pelanggan tidak lari, dia berani memberikan bonus tambahan. “Kalau untuk pelanggan kita kasih bonus promo harga untuk pembelian kue kering lebaran,” ucapnya.
Pelaku usaha lainnya, Tasri mengaku sudah mulai memproduksi kue kering dari sejak awal Ramadan lalu. Ini dilakukan demi mensiasati naiknya harga bahan baku yang biasanya terjadi menjelang bulan ramadan.
Sengaja awal-awal produksi juga karena pelangganya banyak yang melakukan pesanan untuk dibagikan ke keluarga.
Untuk memasarkan produknya, Tasri juga mengandalkan media sosial. Baik lewat WA, Facebook dan akun instagram (IG). “Untuk selama Ramadan kita fokus kue kering. Nanti mendekati lebaran giliran jualan parcel,” ujarnya.
- Penulis :
- khaliedmalvino