
Pantau - Beredar rumor dari sebuah laporan kelompok analis CCP Biothreats Initiative yang menyebutkan bahwa Partai Komunis China (PKC) dan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sedang mengembangkan senjata yang dapat mengganggu kinerja otak.
Sebuah dokumen yang disebut milik PKC menunjukkan China mengembangkan metode untuk mengganggu pikiran personel militer hingga pejabat pemerintah.
"Tidak diketahui banyak orang, PKC dan PLA telah memantapkan diri mereka sebagai pemimpin dunia dalam pengembangan senjata neurostrike," kata CCP Biothreats Initiative, seperti dikutip New York Post, Senin (17/7/2023).
Kelompok CCP Biothreats Initiative ini terdiri dari mantan ahli mikrobiologi Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), mantan perwira intelijen Angkatan Udara AS, dan peneliti senior di National University of Singapore East Asian Institute.
Mereka mengklaim China mengembangkan senjata menggunakan gelombang mikro dan energi terarah untuk menyerang, atau bahkan mengendalikan otak mamalia termasuk manusia.
"Persenjataan ilmu saraf PKC jauh melampaui cakupan dan pemahaman senjata gelombang mikro klasik," klaim mereka.
Namun, dokumen 12 halaman itu tak berisi tentang senjata termasuk bagaimana mereka bekerja.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, AS melaporkan ada 1.500 insiden kesehatan anomali di antara para diplomat.
Mereka mengalami serangkaian gejala yang tidak dapat dijelaskan, termasuk gangguan pendengaran, vertigo, mual, dan 'kabut otak', atau dijuluki dijuluki 'sindrom Havana' karena pusatnya adalah misi diplomatik AS di Kuba.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada bukti apakah serangan tersebut disebabkan karena 'ulah' musuh atau tidak.
Tujuh badan intelijen AS mengeluarkan penilaian gabungan dari sindrom tersebut pada bulan Maret tahun ini. Lima di antaranya secara konsisten menentang keterlibatan musuh AS dalam menyebabkan insiden yang dilaporkan. Sementara dua badan intelijen AS lainnya ada yang menilai 'tidak mungkin' dan menolak untuk menarik kesimpulan.
Penilaian tersebut juga menemukan tidak ada musuh asing yang memiliki senjata mampu menyebabkan efek kesehatan yang dijelaskan.
Sebuah dokumen yang disebut milik PKC menunjukkan China mengembangkan metode untuk mengganggu pikiran personel militer hingga pejabat pemerintah.
"Tidak diketahui banyak orang, PKC dan PLA telah memantapkan diri mereka sebagai pemimpin dunia dalam pengembangan senjata neurostrike," kata CCP Biothreats Initiative, seperti dikutip New York Post, Senin (17/7/2023).
Kelompok CCP Biothreats Initiative ini terdiri dari mantan ahli mikrobiologi Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), mantan perwira intelijen Angkatan Udara AS, dan peneliti senior di National University of Singapore East Asian Institute.
Mereka mengklaim China mengembangkan senjata menggunakan gelombang mikro dan energi terarah untuk menyerang, atau bahkan mengendalikan otak mamalia termasuk manusia.
"Persenjataan ilmu saraf PKC jauh melampaui cakupan dan pemahaman senjata gelombang mikro klasik," klaim mereka.
Namun, dokumen 12 halaman itu tak berisi tentang senjata termasuk bagaimana mereka bekerja.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, AS melaporkan ada 1.500 insiden kesehatan anomali di antara para diplomat.
Mereka mengalami serangkaian gejala yang tidak dapat dijelaskan, termasuk gangguan pendengaran, vertigo, mual, dan 'kabut otak', atau dijuluki dijuluki 'sindrom Havana' karena pusatnya adalah misi diplomatik AS di Kuba.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada bukti apakah serangan tersebut disebabkan karena 'ulah' musuh atau tidak.
Tujuh badan intelijen AS mengeluarkan penilaian gabungan dari sindrom tersebut pada bulan Maret tahun ini. Lima di antaranya secara konsisten menentang keterlibatan musuh AS dalam menyebabkan insiden yang dilaporkan. Sementara dua badan intelijen AS lainnya ada yang menilai 'tidak mungkin' dan menolak untuk menarik kesimpulan.
Penilaian tersebut juga menemukan tidak ada musuh asing yang memiliki senjata mampu menyebabkan efek kesehatan yang dijelaskan.
- Penulis :
- renalyaarifin