Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Meet Ambassadors: Perlunya Soft Skills Agar Indonesia Mendunia

Oleh Fadly Zikry
SHARE   :

Meet Ambassadors: Perlunya Soft Skills Agar Indonesia Mendunia
Foto: (istimewa)

Pantau - Paramadina Graduate School of Diplomacy (PGSD) menggelar diskusi Meet the Ambassadors, pada Rabu (20/9/2023). Dalam diskusi itu, hadir dua diplomat senior RI Nazaruddin Nasution dan Makarim Wibisono.

Dalam paparannya mantan Duta Besar RI untuk Kamboja itu menyampaikan pentingnya soft skills seorang calon diplomat dan pemimpin. Menurutnya kemampuan non akademis juga penting dalam melakukan diplomasi untuk mencapai tujuan negara.

"Kemampuan itu sangat membantu ketika bekerja di lapangan, kemampuan leadership, komunikasi dan jaringan," kata Nazaruddin di aula Nurcholish Madjid Universitas Paramadina.

Senada dengan Nazaruddin, mantan Duta Besar RI untuk PBB Makarim Wibisono mengatakan background seorang diplomat juga sangat berpengaruh dalam seni diplomasi.

Mantan Duta Besar RI di PBB ini pun membagikan tips bagaimana seorang diplomat sukses dalam membawa kepentingan negara.

"Salah satunya perlu mapping terhadap kepentingan negara-negara yang berbeda. Kalau sudah tahu kita bisa cari formula suatu negara itu bisa menerima solusi. Kita coba pertemukan kepentingan berbeda yang bisa diterima masing-masing negara yang punya kepentingan berbeda," ujarnya.

Shiskha Prabawaningtyas Ketua Prodi PGSD yang juga bertindak selaku moderator kegiatan bertajuk “Memories of Indonesian Leadership: Youth Movement, Regionalism, and Global Initiatives” and Book Discussion “Dari Diplomat Jadi Akademisi” itu menambahkan, kekuatan 'membaca orang' penting dimiliki agar ide dan gagasan diplomat dapat diterima di forum-forum dunia.

"Perlu Art of knowing people, kekuatan leadership Indonesia, bagaimana kita didengar orang kalau tidak bisa memahami mereka," ujarnya.

Selanjutnya, Shiskha juga menyoroti mengenai fenomena penggunakaan instrumen ekonomi dalam menekan sebuah negara, seperti yang terjadi terhadap Rusia dan Ukraina saat ini.

Sebagai penutup, Dekan Fakultas Falsafah dan Peradaban Universitas Paramadina Tatok Djoko Sudiarto sependapat bahwa kemampuan akademis juga harus ditambah dengan kemampuan non akademis.

"Pembelajaran akademik tidak mungkin cukup sebagai amunisi. Jadilah macan panggung, kuasai panggung dan tidak grogi tatap muka, agar ada wibawa bangsa kita. Tegakkan kepala atas desakan, ancaman dan beberapa tindakan yang tidak mengenakkan, jadi kita harus lebih tegak kepala kita saat berhadapan dengan diplomat asing," katanya.

Sebelumnya Rektor Universitas Paramadina Didik Rachbini juga memberikan opening remark dalam kegiatan tersebut.

Penulis :
Fadly Zikry
Editor :
Fadly Zikry