
Pantau - Saat ini kasus cacar monyet pertama di Indonesia ini sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes untuk melakukan surveilans kepada kontak erat dari pasien.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik menanggapi masuknya penyakit cacar monyet di Indonesia.
Cacar monyet dengan cacar air dan campak sekilas memang hampir mirip, namun ada beberapa perbedaan gejala dari ketiga penyakit ini. Berikut rangkuman perbedaan penyakit cacar monyet, cacar air, dan campak, dirangkum dari Instagram Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kemendikbud Ristek:
1. Gejala
Cacar monyet: Demam lebih dari 38 derajat Celcius dan muncul ruam setelah 1-3 hari.
Cacar air: Demam 39 derajat Celcius dan muncul ruam setelah 0-2 hari.
Campak: Demam 40,5 dan muncul ruam setelah 2-4 hari.
2. Penampakan ruam
Cacar monyet: Makula, papula, besikel, pustula.
Cacar air: Makula papula, vesikel.
Campak: Ruam nonvesikular.
3. Perkembangan ruam
Cacar monyet: Lambat sekitar 3-4 minggu.
Cacar air: Cepat.
Campak: Cepat antara 5-7 hari.
4. Distribusi ruam
Cacar monyet: Mulai dari kepala kemudian padat pada di bagian muka dan lengan, ruam juga muncul di telapak tangan dan kaki.
Cacar air: Mulai dari kepala kemudian padat pada di bagian tubuh, namun tidak muncul di telapak tangan dan kaki.
Campak: Mulai dari kepala dan dapat menyebar dan mengenai tangan dan kaki.
5. Ciri khas
Cacar monyet: Membengkaknya kelenjar getah bening atau limfadenopati.
Cacar air: Ruam gatal.
Campak: Koplik spots.
6. Kematian
Cacar monyet: 11 Persen atau 1 dari 10 orang yang terjangkit penyakit ini meninggal.
Cacar air: Jarang.
Campak: Bervariasi.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari