
Pantau - “Tak segampang itu ku menemukan sosok seperti dirimu” kutipan dari lagu Tak Segampang Itu oleh Anggi Marito.
Potongan lagu diatas mungkin sesuai dengan isi hati seorang remaja berusia 15 tahun berinisial MUT yang mau melakukan percobaan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 3 Rusunawa kawasan Jalan Rajawali Blok A1, Kelurahan Lette, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (26/6/2024) sekitar pukul 11.00 WITA. Remaja ini tiba-tiba saja melompat. Akibat aksi nekatnya itu, ia mengalami sakit pada bagian tulang ekor serta rusuk dan susah bergerak.
“Korban sementara berada di lantai 3 Rusunawa, tiba-tiba melompat dari tangga lantai 3. Akibat kejadian tersebut korban mengalami sakit pada bagian tulang ekor dan rusuk dan susah bergerak,” kata Kapolsek Mariso, AKP I Wayan Suanda.
Baca juga: Mengungkap Sisi Psikologis di Balik Kasus Tabrakan Mahasiswi dan Ibu Rumah Tangga di Pekanbaru
Adapun motif MUT ini mencoba mengakhiri hidupnya itu karena diduga disebabkan adanya permasalahan asmara yang sedang dialaminya, namun hal tersebut masih belum dapat dipastikan, karena tidak menutup kemungkinan juga adanya permasalahan keluarga.
"Telah terjadi percobaan bunuh diri oleh remaja wanita di Rusunawa. Diduga permasalahan percintaan dan tidak menutup ada permasalahan dengan keluarga," katanya.
Pada kasus ini muncul pertanyaan besar, bagaimana seorang remaja begitu mendambakan kisah cinta dengan lawan jenis? Bagaimana sebenarnya pandangan ahli terkait hal ini?
Menurut Psikolog klinis Sanatorium Dharmawangsa, Liza Marielly, “Jatuh cinta pada pandangan pertama bisa terjadi pada siapa aja. Kenapa pada remaja lebih terlihat? Karena respon mereka lebih meluap-luap dan belum bisa mengontrol emosinya dengan baik,”
Baca juga: Eksploitasi Karyawan dalam Perspektif Psikologi: Dampak Psikologis dan Solusi
Secara ilmiah, saat seseorang jatuh cinta atau lebih tepatnya saat mereka sedang jatuh cinta pandangan pertama, otak seseorang umumnya mengeluarkan 4 hormon, berupa dophamine, oxytocin, adrenaline, dan vasopressin. Kira-kira hormon-hormon apakah itu? Yuk simak lebih lanjut!
Dophamine
Dophamine sendiri merupakan zat kimia di dalam otak yang mampu meningkatkan rasa bahagia atau menyenangkan pada diri seseorang. Fungsi dophamine sangat banyak diantaranya memengaruhi emosi, gerakan, sensasi kesenangan, konsentrasi, dan merasakan rasa sakit, sebagaimana yang disampaikan dalam laman Halodoc.
Oxytocin
Oxytocin merupakan hormon yang erat kaitannya dengan seseorang yang jatuh cinta. Hormon Oxytocin sendiri bertugas untuk membawa pesan ke otak, dan memilliki peran dalam mempengaruhi perilaku serta interaksi sosial seseorang. Fungsi hormon ini sendiri adalah gairah seksual, menumbuhkan rasa menghargai, menumbuhkan rasa percaya, ketertarikan romantis, dan juga diduga mampu menguatkan ikatan ibu dan bayi.
Baca juga: Psikolog Bagikan Dampak Psikologis pada Anak Usai jadi Korban Kekerasan
Adrenaline
Adrenaline merupakan hormon yang berperan sebagai pemicu untuk seseorang bereaksi cepat saat berada pada situasi menantang, penuh tekanan, atau berbahaya. Selain itu, hormon ini berperan dalam membuat banyak perubahan pada tubuh, salah satunya membuat pembuluh darah mengirim lebih banyak darah ke otak dan otot. Selain itu, saat hormon adrenalin sedang banyak di dalam tubuh dapat membuat seseorang tidak terlalu banyak rasa sakit.
Vasopressin
Vasopressin merupakan hormon yang berperan dalam mengontrol penyerapan kembali oleh ginjal. Selain itu, hormon ini juga berfungsi mengontrol frekuensi buang air kecil dan menyempitkan pembuluh darah rasa haus, sehingga frekuensi dan jumlah urine yang keluar dapat dikontrol
Hal inilah yang menyebabkan seorang remaja begitu mendambakan jatuh cinta. Kemudian, jatuh cinta pada remaja dipicu oleh adanya faktor emosional dan perasaan mereka yang masih tidak stabil atau tidak tetap, yang secara tidak langsung memengaruhi mereka melakukan hal-hal negatif untuk memuaskan hasrat emosionalnya.
Berdasarkan hal tersebut, tidak menutup kemungkinan seorang remaja akan merasa sangat tersakiti saat mengalami putus cinta. Perasaan sakit yang mereka rasakan akan di tonjolkan pada emosi mereka, seperti mengurung diri, menangis berhari-hari, hingga percobaan bunuh diri.
Baca juga: Psikolog: Lagu Anak Penting untuk Tumbuh Kembang Anak
Dikutip dari mpsi.uma.ac.id, secara psikologis, saat seorang remaja putus cinta biasanya mengalami sesak nafas, nafsu makan berkurang, ataupun tidak ingin berbicara kepada siapapun, dan meluapkan emosinya dengan tangisan. Selain itu, Shontz dalam Yuwanto (2011) dalam teorinya menjelaskan beberapa gambaran seseorang yang mengalami putus cinta yang ditinjau dari sudut pandang psikologi adalah Kaget (Shock) dan Encounter Reaction, sederhananya saat seseorang merasa kehilangan, merasa tidak berguna, pikiran kacau, dan lain-lain.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk kembali mengingatkan dan menyadarkan diri untuk lebih mengawasi pergaulan ank, serta memberikan waktu lebih agar anak punya waktu bercerita kepada orang tua. Selain itu, ingatkan kepada anak bahwa semua berada pada dua sisi yang berbeda seperti saat kita mencintai seseorang, maka kita harus siap merasakan sakit hati karena seseorang.
Laporan: Andea Muhammad Abhista Andikaputra
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani