
Pantau - 17 Agustus yang seharusnya menjadi pesta meriah yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, nyatanya menjadi mimpi buruk untuk SA seorang ibu rumah tangga yang mengalami penganiayaan oleh sang suami.
RS yang merupakan suami korban melakukan penganiayaan kepada sang Istri dan juga seorang pria berinisial YAP, yang merupakan teman laki-laki sang Istri. Hal tersebut dilakukan lantaran pelaku merasa cemburu akibat sang Istri mengobrol dengan YAP.
Penganiayaan yang dilakukan oleh RS dengan menusukkan sebilah pisau beberapa kali kepada YAP sambil memarahi korban. Penusukan yang dilakukan oleh YAP dilakukan pada bagian leher, dada, punggung, dan kepala, sementara penusukan kepada sang Istri hanya sekali dan melukai pelipis mata sebelah kiri.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Minggu (18/8/2024) Mengatakan, “Terlapor sambil marah-marah melakukan penganiayaan terhadap kedua korban. Kedua korban telah dianiaya oleh terlapor yang merupakan suami korban SA, dengan cara terlapor menusuk korban 1 (YAP) berkali-kali serta terlapor juga menusuk istrinya satu kali dengan menggunakan sebilah pisau.”
Baca juga: Suami di Cengkareng Tusuk Pria gegara Cemburu Liat Istri Ngobrol Berdua
"Akibat kejadian ini, korban YAP mengalami luka tusuk di bagian leher, dada, punggung dan kepala. Sedangkan korban SA, mengalami luka robek di bagian pelipis mata sebelah kiri. Selanjutnya, pelapor sebagai adik korban YAP melaporkan kejadian ini ke Polsek Cengkareng," ujarnya menambahkan.
Lalu bagaimana pandangan Psikolog terkait kasus kecemburuan semacam ini?
White seorang psikolog kelahiran Amerika Serikat dalam artikel yang dituliskan oleh Adams dan Jones (1999) membagi cemburu menjadi 3 aspek, yaitu:
- Kognitif, yaitu adalah pikiran-pikiran negatif tentang situasi yang memicu kecemburuan seseorang.
- Emosional yang merupakan perasaan yang dirasakan oleh seseorang, yang menyertai kecemburuan, seperti marah, sedih, cemas, dan iri hati.
- Perilaku, merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang sebagai bentuk respons terhadap kecemburuan, seperti mengontrol pasangan, menjadi posesif, atau bahkan melakukan tindakan agresif.
Tidak hanya pendapat White, beberapa ahli terkemuka dunia juga ikut berpendapat terkait ‘Kecemburuan’ pada seseorang.
Baca juga: Gegara Cemburu, Pria di Cimahi Tega Bunuh Istri hingga Jasadnya Disimpan 7 Hari
Seperti Sigmund Freud yang berpendapat bahwa kecemburuan pada seseorang merupakan manifestasi dari konflik batin dan dorongan alam bawah sadar seseorang.
Kemudian Alfred Alder juga berpendapat terkait ‘kecemburuan’, yang dimana dirinya mengatakan bahwa kecemburuan bisa jadi adalah salah satu cara seseorang untuk membayar rasa inferioritasnya.
Berbeda kembali dengan Karen Horney yang mengatakan bahwa kecemburuan sering banget muncul sebagai respons terhadap ancaman dari perasaan aman seseorang.
Tidak hanya itu, seorang ahli Psikologi Sosial Unhas, DR Ichlas Nanang Afandi, S.Psi., MA dalam laman unhas.tv menyampaikan bahwa perilaku cemburu sebenarnya merupakan ekspresi psikologi/kejiwaan yang wajar. Namun dalam kasus ini, perilaku kejahatan tersebut telah melampaui batasan yang normal.
Kemudian Ichlas menambahkan bahwa kepanikan bisa membuat seseorang kehilangan pemikiran rasionalnya. Selain itu, melalui pemeriksaan menyeluruh dan dukungan yang melihat secara menyeluruh, masyarakat diharapkan bisa belajar dari hal ini untuk mencegah terjadi tragedi serupa di masa depan.
Baca juga: Pria Tusuk Pacar di Puncak Bogor gegara Cemburu Chat Mantan Suami
Lalu bagaimana cara kita bisa meredam rasa cemburu agar tidak berdampak buruk?
Hal tersebut disebutkan dalam penjelasan yang di lansir dalam Bustle tentang 7 cara mengatasi perasaan cemburu pada pasangan secara berlebihan. Kira-kira apa ya?
- Hadapi Rasa Takut Akan Penolakan, hal ini dikarenakan seringkali kecemburuan didasari dari rasa takut akan penolakan. Menurut psikolog klinis bernama Paul Greene, Ph.D. Jika anda sedang merasa cemburu, cobalah hadapi rasa takut tersebut.
- Kembangkan Ekspektasi Realistis, penting untuk kita bisa mengembangkan ekspektasi yang realistis terhadap hubungan yang sedang dijalani.
- Berbicara Terbuka dan Jujur Terhadap Perasaan Sendiri, kecemburuan adalah peperangan secara internal. Jadi cobalah lebih mengenal diri anda dan memperbaiki diri sendiri. Kemudian cobalah ceritakan temuan tersebut kepada pasangan.
- Perbanyak Self-Care¸ ketika rasa cemburu datang, cobalah memperbanyak self-care pada diri anda.
- Pahami Dampak Negatif dari Rasa Cemburu¸ pikirkanlah dampak negatif dari rasa cemburu bagi diri anda sendiri. Dengan begitu dapat mengurangi rasa cemburu secara berlebihan pada diri anda, karena anda akan paham akan konsekuensinya.
- Fokus Pada Kebaikan Bukan Keburukan¸ alihkan fokus anda, dan fokus pada hal-hal yang positif. Seperti yang dikatakan oleh psikolog klinis Kim Chronister, hal paling membebaskan yang dapat dilakukan seseorang dalam suatu hubungan adalah melepaskan kekhawatiran tentang apa yang salah.
- Berbicara dengan Teman atau Profesional¸ cobalah bicarakan kecemburuan anda dengan orang lain, selain pasangan, karena hal tersebut dapat membuat anda memiliki perspektif lain tentang apa yang terjadi.
Selain apa yang telah disampaikan, yang terpenting adalah komunikasi. Dalam sebuah hubungan komunikasi adalah hal utama yang perlu dilakukan saat suatu hubungan dalam kondisi yang tidak baik. Cobalah komunikasikan kecemburuan anda ataupun keresahaan anda dengan pasangan, dan bersama-sama mencari jalan keluar.
Tentu nggak selalu mudah, tapi cobalah berpikir untuk dapat memperbaiki suatu hubungan, dan fokuskan pikiran anda dengan kondisi-kondisi postif yang ada dalam hubungan anda. Tapi walaupun demikian, jika kondisi itu sudah parah, jangan sekali-kali memendamnya sendiri karena perlu diingat bahwa kalian tidak pernah sendiri.
Laporan: Andea Muhammad Abhista Andikaputra
- Penulis :
- Latisha Asharani