Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Pantau Story: Kisah Ajaib Perjuangan Titiek Puspa Melawan Kanker dengan Meditasi

Oleh Gilang
SHARE   :

Pantau Story: Kisah Ajaib Perjuangan Titiek Puspa Melawan Kanker dengan Meditasi

Pantau.com - Sudarwati, Kadarwati, atau Sumarti mungkin termasuk nama yang cukup asing di telinga. Yap, karena orang lebih mengenalnya dengan nama Titiek Puspa. Nama yang cukup populer di masanya bagi yang lahir di tahun 80-90-an.

Seorang wanita periang yang sering kali membuat siapapun akan tertawa terbahak atau sekedar senyum-seyum sendiri saat ia berceloteh. Tapi tak jarang pula terlontar nasihat yang begitu bijak hingga terkenang.

Baca juga: Tunjang Kebugaran, Titiek Puspa Gunakan Alat Pacu Jantung

Masih cukup diingat, bagaimana waktu itu publik dikagetkan dengan potret yang menunjukkan wanita yang akrab disapa 'eyang' itu terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Saat itu Titiek Puspa sedang berjuang melawan salah satu penyakit mematikan yang menyerang rahim yakni kanker serviks.

Dalam konferensi pers satu hari menjelang pagelaran dongeng musikal 'Cerita Cinta Anak Indonesia' di Ciputra Artpreneur, bilangan Kuningan, di Jakarta Selatan, Titiek Puspa bercerita kepada awak media bagaiman perjuangannya melawan penyakit ganas yang saat itu memasuki stadium ketiga, hingga akhirnya sembuh dan benar-benar dinyatakan bersih.

Penyakit Warisan Para Leluhur

Kaget bukan kepalang waktu itu, karena Titiek Puspa dikenal sebagai sosok yang awet muda, energik dan perawakan yang tak mudah berubah ditelan zaman di usianya yang sudah tak muda lagi.

Semangat membara masih terlihat jelas saat dirinya berbagi dan menebar inspirasi, sambil duduk di sebuah sofa putih di museum Ciputra Artpreneur lantai 11, Titiek Puspa bercerita dirinya tak terima jika sakitnya disebut karena tak pintar mengatur makan.

Wanita kelahiran Tanjung, Kalimanatan Selatan, 1 November 1937 itu termasuk yang paling disiplin terhadap segala asupan makanan, dia bertutur bagaimana penyakitnya adalah 'warisan' yang diberikan kedua orang tuanya.

"Memang ayah saya meninggal karena kanker, kakak saya nomer satu, nomer dua, nomer tiga, kanker semua. Kalau ibu saya meninggalnya jantung, jadi saya itu dapet warisannya asam urat, darah tinggi, jantung, itu tadi kanker," tuturnya dengan raut tenang.

Hal lain juga turut diakui anak ke-4 dari 12 bersaudara ini, pikiran kacau bukan kepalang jadi salah satu faktor penyakit ganas menyerang tubuhnya, batinnya juga ikut terserang.  Namun, Titiek Puspa enggan bercerita lebih jauh masalah yang dihadapinya saat itu.

"Waktu itu saya mendapat tekanan batin yang keras, ada suatu kejadian itu yang keras itu sampai. Peluang (setiap orang) ada, makanya kita gembira aja tidak terlalu stres," pesannya.

Terbang Ke Singapura dan Lebih Baik 'Berpulang'

Biasanya para pengidap kanker yang melakukan kemoterapi akan mengalami efek samping seperti, tidak nafsu makan, muntah-muntah, atau rambut mendadak rontok, tapi tidak dengan Titiek Puspa yang justru malah semakin meningkat nafsu makannya.

Kanker yang menyerang tubuhnya begitu cepat menjalar hingga dua bulan setengah usai didiaganosis Titiek Puspa divonis mengalami kanker serviks stadium satu. Kondisi tersebut memnbuat Titiek dan keluarga berusaha mencari dokter perempuan ahli kanker. Sayang saat itu dokter yang dicari-cari tengah melancong ke Amerika, hingga dua pekan kemudian baru ia akan kembali bertolak ke Tanah Air.

Bagi seseorang yang divobis mengidap penyakit mematikan tentu sangat wajar jika ia merasa panik. Titiek meminta anaknya segera mencarikan tiket terbang menuju Singapura, untuk melakukan pengobatan.

Tiba si Singapura, Titiek langsung dirawat dan menjalani sejumlah penanganan medis termasuk kemoterapi. Cukup lama ia terbaring, tapi sayangnya bukan kembali pulih kanker malah mengganas dan mencapai stadium tiga.

"Enggak taunya sakit kanker paling sakit, enggak ngerti sakitnya dimana, semua sakit, melahirkan 100 bayi aja enggak sesakit ini," pikir Titiek saat itu.

Bahkan saking sakitnya, ia sempat memasrahkan diri terhadap sang Maha Pencipta, dalam doanya ia meminta nyawanya segera 'diambil'. Saat itu Titiek sudah tak memikirkan apapun termasuk soal pertanggung jawaban dunia di akhirat nanti.

"Saya berdoa waktu itu, kalau memang sudah tidak ada jalan disegerakan, kalau ada jalan maka berikan pertanda kesembuhan," kenangnya.

Pengobatan Alternatif Yin dan Yang Ala Tionghoa

Tak disangka, sang pemilik kuasa menjawab permohonan dan doa wanita pelantun 'Kupu-kupu Malam' itu. Seorang kenalannya tiba-tiba bercerita tentang pengobatan Cina ala Tionghoa yang bisa menyembuhkan penyakit struk hingga gangguan jiwa.

Bermodal nekat, Titiek Puspa tanpa pikir panjang langsung meminta anaknya mencarikan tiket pulang ke Jakarta. Sang anak kaget bukan kepalang saat itu, lebih lagi diselimuti rasa khawatir berlebih, karena sang ibunda sedang mengalami sakit yang semakin parah. 

Sepulangnya ke Jakarta, Titiek akhirnya mencoba melakukan pengobatan alternatif yang ditangani oleh seseorang bernama Eknes Hemaloka.

Hebatnya, tak butuh waktu lama, cukup dua pekan lebih sehari atau 13 hari tepatnya, kanker serviks pada tubuh Titiek Puspa secara ajaib benar-benar sembuh dan bersih.

"13 hari 'wes-ewes bres', enggak dikasih obat enggak dikasih apa enggak pake kemenyan, kok sembuh," tuturnya heran saat itu.

Seolah tak percaya, Titiek kembali melakukan penerbangan menuju Singapura dengan diselimuti rasa penasaran. Pihak rumah sakit sampai dibuat takjub atas hasil pemeriksaan yang tidak menemukan lagi sel kanker dalam tubuh Titiek.

Titiek mengungkapkan jika pengobatan yang ia jalani saat itu hanya meditasi sebatas memejamkan mata, fokus terhadap area pertemuan Yin dan Yang pada tubuh atau dikenal dengan istilahnya Ci, yang akan terus berputar terus menerus memperbaiki kerusakan pada tubuh.

Saat melakukan meditasi tersebut Titiek merasakan seperti digigit semut, agak gatal tapi pantang digaruk, karena Ci sedang memperbaiki seluruh titik akupuntur yang rusak, melalui syaraf-syaraf diseluruh tubuh.

Rutinitas meditasi ini dilakukan Titiek selama 12 hari berturut-turut, dengan porsi lima jam dalam satu hari, tentu ada jeda disetiap jamnya.

"Hari ke-13 saya kena (kanker) kandungan sampai bawah, disini ini (bagian kemaluan hingga rahim) kayak semut sejuta-juta 'aku diem'," tuturnya mengingat.

"Aku kayak dibawa terbang, itu kayak dilangit itu kayak tempat yang indah, mungkin kali surga, adem indah warnanya aduh itu semua sepoi-sepoi sampai lama, turun. Katanya saya itu senyum sampai agak lama, 'eh tadi kok saya begitu', katanya sembuh, (saya jawab) 'sembuh dari Hongkong'," ungkapnya menunjukkan mimik tak percaya saat itu.

Makan Buatan Rumah Jadi Penolong 

Sejak 46 tahun lalu, atau tepatnya ketika Titiek Puspa berumur 35 tahun ia selalu memakan masakan rumah yang diatur sendiri. Awalnya ia berpikir pola hidupnya akan menunjang penampilannya sebagian publik figur.

"Kalau mau tahu, sampai anak saya bilang, 'mamah itu cari duit segitu banyak, ini kalau liat makan mamah kayak orang miskin,' karena semuanya saya atur," ungkapnya.

Efeknya saat muda dan dimasa kejayaan tubuh Titiek terbilang ideal dan tidak mudah gemuk, selain itu wajahnya juga seakan tak pernah berubah dari masa ke masa.

Setelahnya Titiek tidak pernah menyangka pola hidupnya itu jadi penolong saat diserang kanker. Kebiasaannya menjalankan pola makan sehat sangat membantu dalam proses pemulihan kanker serviksnya. 

Meski telah sembuh Titiek tidak serta merta langsung merubah pola hidup sehatnya, jadi jangan aneh ketika pergi kemanapun melihat legenda Diva Indonesia itu kerap kali membawa rantang makanan bekal khusus masakan rumah.

Merasa Berhutang Terhadap Tuhan

Merasa hidup kembali setelah lolos dari maut, Titiek akhirnya sadar ia berhutang banyak kepada Sang Pencipta, karenanya ia bertekad akan 'mencicil' hutang tersebut dengan membantu anak-anak menemukan jalan untuk masa depan mendatang.

Baca juga: Rayakan Hari Universal, Komunitas Indonesia Cinta Ajak Anak Berkebutuhan Khusus Nonton Teater Musikal

"Saya merasa sekali punya hutang banyak kepada Tuhan, saya mulai umur 70 saya akan turun gunung saya akan berbuat untuk anak Indonesia, 73 kena kanker, suara saya pecah," ujar Titiek

"Kalau urusan anak-anak saya mau diikutsertakan saya mau bayar utang nyicil, kalau urusan anak-anak saya go, go,go!," ungkapnya bersemangat.

Penulis :
Gilang