
Pantau - Oxford University Press mendefinisikan brain rot sebagai penurunan kondisi mental atau intelektual seseorang akibat konsumsi berlebihan terhadap materi, terutama konten online yang dianggap tidak menantang alias sepele.
Kondisi brain rot disebabkan oleh overload digital, yang dapat memicu penurunan kemampuan kognitif dan kelelahan mental.
Mengutip dari laman University of New South Wales, hingga saat ini penelitian terkait hal ini masih terus dilakukan. Meski demikian, terjadinya brain rot dikarenakan paparan informasi berlebih bisa ditelusuri lebih lanjut penyebabnya.
Istilah brain rot sebenarnya sudah tercatat jauh sebelum ditemukannya internet, yakni pada tahun 1854 dalam buku karya Henry David Thoreau. Thoreau mengkritik bahwa konten tidak berbobot cenderung lebih disukai dan ini merupakan tanda dari penurunan kondisi mental serta intelektual seseorang.
Ratusan tahun berlalu, nyatanya istilah brain rot masih relevan dengan kondisi saat ini. Seseorang yang sering menonton konten-konten receh bisa mengalami penurunan kemampuan otak karena terpapar begitu banyak informasi yang kurang berbobot. Lama-kelamaan, brain rot dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
Siapa pun yang mengakses internet secara aktif bisa jadi mengalami brain rot, tidak terkecuali anak-anak dan remaja. Untuk mengenali apakah seseorang mengalami brain rot, berikut ini adalah tanda-tandanya:
Baca : Apa Itu Popcorn Brain? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini!
- Lebih tertarik scrolling media sosial saat sedang bersama teman, keluarga, atau kolega
- Sulit untuk melepaskan diri dari gadget, bahkan saat bekerja
- Terlalu sering memeriksa notifikasi ponsel
- Terlalu banyak menerima informasi yang kurang penting
- Susah tidur (insomnia)
- Mengalami mata lelah atau sakit kepala setiap selesai memainkan gadget
Cara Mencegah Brain Rot
Mengutip alodokter, ada banyak cara untuk mencegah kondisi yang menjadi Oxford Word of the Year ini, di antaranya:
1. Terapkan screen time
Screen time yang disarankan untuk mencegah brain rot adalah tidak lebih dari 2 jam per hari untuk orang dewasa, di luar jam kerja. Sementara untuk anak berusia di atas 2 tahun ialah 1–2 jam, dan untuk anak berusia di bawah 2 tahun sebaiknya tidak diperkenalkan dengan gadget sama sekali.
2. Hindari penggunaan gadget sebelum tidur
Menggunakan gadget menjelang waktu tidur bisa membuatmu jadi susah tidur. Akhirnya, kamu malah makin dalam scrolling media sosial dan menikmati konten-konten receh yang bisa menyebabkan brain rot. Jadi, sebisa mungkin singkirkan gadget 1 jam sebelum tidur.
Baca : Riset: Begini Cara Ubah Screen Time Anak Jadi Kebiasaan Membaca
3. Hindari berlangganan banyak aplikasi
Perlu diingat, makin banyak aplikasi yang terpasang di gadget, makin besar pula keinginan untuk memainkannya. Hal ini tentunya akan menambah screen time dan memperbesar kemungkinan terpapar konten-konten tidak berbobot. Oleh karena itu, pasanglah aplikasi seperlunya saja, tidak perlu semua media sosial kamu miliki.
4. Perbanyak aktivitas fisik
Untuk mencegah brain rot, manfaatkan waktu luang sebaik-baiknya dengan memperbanyak aktivitas fisik, misalnya berolahraga, memasak, bercocok tanam, atau menyulam di kala senggang. Saat dirimu menemukan kebahagiaan di dunia nyata, akan makin kecil kemungkinan untuk tenggelam dalam dunia maya.
5. Isi waktu luang dengan bersosialisasi
Cara melepas stres tidak harus selalu dengan menggunakan internet. Cobalah untuk menemui teman atau keluarga dan habiskan waktu mengobrol, shopping, jalan-jalan, atau curhat dengan mereka. Selain mengurangi stres, cara ini tentunya dapat mempererat hubunganmu dengan orang-orang tersayang.
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari