
Pantau - Konghucu adalah agama yang diakui di Indonesia, meskipun banyak orang mungkin belum begitu mengenalnya. Agama ini memiliki sejumlah upacara keagamaan yang memainkan peran penting dalam mempertahankan tradisi budaya Tionghoa yang telah lama ada di tanah air. Meskipun merupakan komunitas minoritas, umat Konghucu di Indonesia dengan tekun melestarikan nilai-nilai dan upacara ini sebagai bagian dari warisan budaya mereka. Berbagai upacara keagamaan ini bukan hanya sebagai ritual, tetapi juga sebagai cara untuk mempererat solidaritas keluarga dan masyarakat.
Beberapa upacara keagamaan Konghucu yang umum dilakukan di Indonesia antara lain Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh, Cheng Beng, dan Peh Cun.
Masing-masing upacara ini memiliki tujuan yang mendalam, seperti untuk menghormati leluhur, memperkuat hubungan antar keluarga, serta menjaga keharmonisan dan solidaritas dalam komunitas. Setiap upacara Konghucu mengandung makna yang kaya dan memainkan peran penting dalam memperkokoh identitas serta budaya Tionghoa di Indonesia.
Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Sapa Ribuan Umat Konghucu, Serukan Pesan Kebersamaan
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tujuan dari upacara-upacara tersebut:
- Tahun Baru Imlek: Tujuan utamanya adalah untuk menyambut tahun baru menurut kalender Tionghoa, mengungkapkan rasa syukur atas berkat yang diterima, serta memohon perlindungan dari dewa dan arwah leluhur. Upacara ini juga menjadi momen untuk mempererat hubungan keluarga dan mengusir roh jahat.
- Cap Go Meh: Merupakan penutupan dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek dan bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas segala berkah yang diterima, berharap masa depan lebih baik, serta merayakan kebersamaan dengan keluarga dan kerabat.
- Cheng Beng: Upacara ini dilaksanakan untuk menghormati leluhur dengan cara membersihkan makam mereka, memberikan persembahan, serta mendoakan arwah leluhur agar diberi kedamaian. Selain itu, Cheng Beng juga menjadi waktu berkumpul keluarga untuk mengenang jasa-jasa leluhur.
- Peh Cun: Upacara ini memperingati Qu Yuan, seorang menteri yang melakukan bunuh diri untuk menentang korupsi. Upacara ini melibatkan lomba perahu naga dan konsumsi bakcang, makanan tradisional yang terbuat dari ketan, daging, dan telur, sebagai simbol pengorbanan dan doa untuk keselamatan serta rezeki.
Baca juga: Napi Konghucu dapat Diskon Remisi Imlek
Upacara-upacara ini dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan kalender Tionghoa, seperti:
- Tahun Baru Imlek: Berdasarkan pergerakan bulan dan matahari, sehingga tanggalnya bervariasi setiap tahun.
- Cap Go Meh: Dirayakan pada malam ke-15 bulan pertama setelah Imlek.
- Cheng Beng: Dilakukan pada 4-5 April setiap tahun.
- Peh Cun: Jatuh pada hari ke-5 bulan ke-5 menurut kalender Tionghoa.
Serangkaian Tradisi saat Upacara
Pelaksanaan setiap upacara ini juga diwarnai oleh serangkaian tradisi, seperti:
- Tahun Baru Imlek: Dimulai dengan membersihkan rumah, menyalakan petasan untuk mengusir roh jahat, mengenakan pakaian baru sebagai simbol semangat baru, serta saling mengunjungi keluarga dan memberikan angpao. Masyarakat juga menyajikan makanan dan kue keranjang sebagai simbol kemakmuran dan keberuntungan.
- Cap Go Meh: Masyarakat Tionghoa datang ke kelenteng untuk berdoa, mempersembahkan kue keranjang sebagai simbol kemakmuran, serta mengikuti parade lampion, barongsai, dan atraksi seni tradisional di jalan-jalan. Ada juga kegiatan sosial seperti sumbangan untuk orang yang membutuhkan, yang menunjukkan semangat berbagi dan kepedulian sosial.
- Cheng Beng: Pada hari ini, keluarga membersihkan makam leluhur dan melakukan sembahyang di sana. Persembahan berupa makanan, minuman, buah-buahan, dan uang kertas diberikan sebagai tanda penghormatan dan doa bagi arwah leluhur.
- Peh Cun: Selain lomba perahu naga, kegiatan utama lainnya adalah makan bakcang, yang merupakan makanan khas Peh Cun, serta pemberian angpao sebagai bentuk berbagi berkah dan doa untuk kesejahteraan.
Baca juga: Tak Pernah Hadiri Imlek Nasional, Umat Konghucu Harap Kehadiran Presiden Jokowi
Melalui upacara-upacara ini, umat Konghucu di Indonesia tidak hanya merayakan tradisi, tetapi juga memperkokoh identitas budaya mereka, menjaga hubungan dengan leluhur, serta mempererat rasa persatuan dan harmoni dengan masyarakat luas.
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani