Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Tidak Cukup dengan Mengucapkan "Good Job", Ini Cara Memotivasi Anak dengan Benar Menurut Psikolog

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Tidak Cukup dengan Mengucapkan "Good Job", Ini Cara Memotivasi Anak dengan Benar Menurut Psikolog
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Setiap orang tua ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, stabil secara emosional, dan memiliki kesehatan mental yang baik. Salah satu cara yang umum dilakukan adalah dengan memberikan pujian. Namun, menurut psikolog Dr. Becky Kennedy, ada metode yang lebih efektif untuk membangun kepercayaan diri anak dibanding sekadar mengatakan "Good job!"

Mengapa “Good Job” Kurang Efektif?

Dr. Becky Kennedy, seorang psikolog klinis yang dikenal sebagai "Millennial Parenting Whisperer," menekankan bahwa meskipun pujian bukanlah sesuatu yang buruk, mengandalkan ungkapan seperti "Good job" tidak cukup untuk membangun kepercayaan diri anak. Dalam sebuah wawancara di podcast "The Tim Ferriss Show," Kennedy menjelaskan bahwa anak membutuhkan lebih dari sekadar validasi eksternal.

Ketika anak hanya mendapatkan pujian tanpa refleksi lebih dalam, mereka cenderung mencari pengakuan dari luar dan tidak mengembangkan pemahaman tentang upaya serta motivasi mereka sendiri. Ini dapat membuat mereka lebih rentan terhadap kecemasan dan kurang mampu menilai keberhasilan mereka secara mandiri.

Baca juga: Untuk yang Belum Menikah, Ini Manfaat Membaca Buku Parenting

Cara Efektif Membangun Kepercayaan Diri Anak

Alih-alih hanya mengatakan "Good job," Kennedy menyarankan agar orang tua mendorong anak untuk berbicara tentang usaha yang mereka lakukan. Sebagai contoh, jika seorang anak menunjukkan hasil gambar kepada orang tuanya, daripada langsung memuji, orang tua bisa bertanya, "Ceritakan tentang lukisan ini. Mengapa kamu memilih warna merah di bagian itu?"

Pertanyaan seperti ini membantu anak memahami proses berpikir dan usaha yang mereka lakukan, serta membangun kepercayaan diri yang berakar dari dalam diri mereka sendiri, bukan sekadar dari pujian orang lain.

Pujian yang Tepat dan Bermakna

Daripada memberikan pujian secara umum, coba gunakan pendekatan yang lebih spesifik, seperti:

  • Menghargai proses: "Aku lihat kamu berusaha keras menyelesaikan tugas ini. Bagaimana rasanya setelah berhasil?"
  • Menyoroti usaha: "Kamu benar-benar tekun saat menyusun puzzle ini. Apa bagian yang paling sulit menurutmu?"
  • Memancing refleksi: "Kamu tampak sangat senang setelah menyelesaikan gambar ini. Apa yang membuatmu bangga?"

Dengan cara ini, anak belajar mengevaluasi pencapaian mereka sendiri tanpa bergantung pada validasi eksternal.

Baca juga: Anak Berbakat Tapi Pemalas? Ini Alasannya!

Dampak Jangka Panjang pada Perkembangan Anak

Membantu anak melihat ke dalam diri mereka sendiri sebelum mencari pengakuan dari luar memiliki manfaat jangka panjang. Anak yang terbiasa merefleksikan usaha dan pencapaiannya akan lebih mampu menghadapi tantangan di masa depan. Mereka juga lebih tahan terhadap tekanan sosial dan memiliki ketahanan mental yang lebih kuat.

Sebagai contoh, di dunia kerja, individu yang bisa menilai usahanya sendiri tanpa menunggu pengakuan dari atasan akan lebih percaya diri dan tidak mudah stres. Mereka mampu berkata, "Saya telah melakukan pekerjaan dengan baik, meskipun belum mendapatkan umpan balik dari atasan."

Kesimpulan

Pujian memang penting, tetapi harus diberikan dengan cara yang tepat. Alih-alih hanya mengatakan "Good job," cobalah mengajak anak berdiskusi tentang proses yang mereka lalui. Dengan begitu, anak akan belajar mengenali usahanya sendiri, membangun kepercayaan diri dari dalam, dan tidak selalu bergantung pada validasi eksternal. Mendidik anak untuk memahami usaha mereka sendiri akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih kuat dan mandiri di masa depan.

Baca juga: 5 Tips Parenting Terbaik untuk Orang Tua yang Sibuk Bekerja

Penulis :
Latisha Asharani