
Pantau.com - Kebanyakan orang mungkin menganggap sepele kutil atau sejenis tumor jinak yang ada di kulit. Namun kutil sudah masuk kategori berbahaya jika berada di area pribadi sekitaran kelamin karena dapat menular.
Kutil di area itu dinamakan kutil kelamin (genital warts) atau penyakit infeksi menular melalui seksual (IMS) yang disebabkan virus HPV (human papilloma virus). Bahayanya, penyakit ini tidak memiliki gejala atau tanda khusus.
"Siapapun yang aktif secara seksual, berisiko tertular HPV. Bahkan, walau hanya berhubungan seks dengan hanya dengan satu orang. HPV yang menimbulkan gejala akan muncul beberapa tahun sejak berhubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi," ujar Dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, Direktur Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia dalam acara 'Peluncuran Logo Baru dan Website Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Pramudia, di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 28 Maret 2019.
Baca juga: Berhubungan Intim Pakai Kondom Belum Tentu Aman dari Kutil Kelamin
Adapun penularannya terjadi melalui seks vaginal, anal, atau oral dengan yang sudah terinfeksi virus. Tapi yang paling spesifik ialah vaginal dan anal. Karena tidak memiliki tanda dan gejala khusus jugalah yang membuat penyakit ini sulit untuk dideteksi sejak awal.
Dari 150 tipe virus HPV yang ditemukan, 10 di antaranya yang jadi penyebab munculnya penyakit ini, yakni tipe 6, 11, 30, 42, 43, 44, 45, 51,52, dan 54. Namun, paling banyak ditemukan pada tipe 6 dan 11. Bahkan, jika virus ini semakin berbahaya dan berkembang dapat melahirkan kanker serviks untuk perempuan.
Meski tidak menimbulkan rasa gatal, perih, atau nyeri (asimptomatik), penyakit ini haruslah diwaspadai, karena jika bentuknya sudah masuk kategori besar (Giant), secara tidak langsung akan mengganggu psikologi dan aktivitas seksual. Bahkan, membuat penularan semakin melebar jika tidak segera diatasi.
Baca juga: Kulit Kering Bisa Picu Terjadinya Eksim
"Faktor risiko seseorang dapat terkena kutil kelamin yaitu jika seseorang dengan HIV seropositive, memiliki riwayat infeksi menular seksual, memiliki gaya hidup aktif secara seksual, merokok, dan mengonsumsi alkohol," tambah Dr. Anthony.
Meski amat jarang, penyakit ini juga dapat menular tanpa aktivitas seksual, yakni pada proses persalinan saat daerah vagina atau serviks yang dilalui bayi ketika keluar terpapar kutil kelamin yang tegesae akibat proses persalinan.
Beruntungnya, penderita kutil kelamin di Indonesia belum begitu banyak seperti di Amerika, yakni sebanyak 79 juta penduduknya terinfeksi, bahkan di usia awal 20-an. Jika kanker serviks banyak menyerang perempuan, kutil kelamin ini banyak menyerang laki-laki. Sedangkan perempuan jika sudah tertular, maka ia akan jadi penyebarnya.
- Penulis :
- Rifeni