Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

4 'Derita' Anak Rantau, Pernah Mengalaminya?

Oleh Lilis Varwati
SHARE   :

4 'Derita' Anak Rantau, Pernah Mengalaminya?

Pantau.com - Kalau kamu mahasiswa atau pekerja yang lokasi kampus juga kantor di luar kota tempat tinggal, istilah 'anak rantau' pasti akan melekat dirimu. Terkadang, kondisi yang jauh dari orangtua menimbulkan pandangan kalau hidup anak rantau bebas. 

Baca juga: Ajaib, Pot Ini Buat Tanamanmu Mampu Berekspresi Selayaknya Tamagotchi

Betulkah demikian? Seberapa sering sobat pantau yang juga anak rantau mendapat persepsi keliru dari mereka yang bukan anak rantau? 

Pantau.com akan merangkumkan sejumlah 'derita' yang pasti pernah dirasakan anak rantau. Jika kamu pernah atau masih menjadi anak rantau pasti tahu bagaimana rasanya.

Baca juga: Masih Ada Waktu, 5 Tips Kelola Keuangan Mudik untuk Anak Rantau

1. Uang pas-pasan

Ilustrasi (Foto: Pixabay)

"Ah, lu kan di-transfer mulu tiap bulan". Pernah mendapat ungkapan itu? Bagaimana caramu untuk membela diri dari ungkapan tersebut? Sepertinya ini salah satu derita anak rantau, terutama mahasiswa, yang pasti terjadi tiap tanggung bulan ya. Mengirit uang kiriman agar hidup tetap berlanjut di kota seberang. 

2. Makan seadanya


Makan apa aja yang penting kenyang, banyak, murah. Pernah punya prinsip itu? Uang saja sudah pas-pasan, masa makan mau bermewah-mewahan. Terkadang mie instan dan obat mag justru menjadi makanan pengganjal perut. Duh, tapi jangan sering-sering ya sobat Pantau. Bisa-bisa kamu sakit, siapa yang akan mengurusmu. 

3. Sakit dipendam sendiri


Nah, ini bisa jadi salah satu akibat dari makan tidak teratur dan sembarangan. Mau cerita dengan orangtua kalau sedang sakit, takut membuat mereka khawatir. Mau berobat, uang pas-pasan. Duh serba salah. Sobat Pantau pernah mengalaminya?

Baca juga: Arti Kedutan

4. Mau travelling tapi mikir-mikir


Jika tinggal dengan orang tua pasti kamu harus izin saat akan pergi ke mana pun. Bagaimana dengan anak rantau? Walaupun resiko dilarang pergi oleh orangtua nyaris tidak akan pernah, tapi bukan berarti anak rantau bebas travelling kapan pun. Jangan kan berpikir untuk liburan, bisa makan sampai seminggu ke depan saja sudah bersyukur. Betul gak?

Penulis :
Lilis Varwati