Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Ternyata Minuman Bervitamin Tidak Benar-benar Menyehatkan

Oleh Gilang
SHARE   :

Ternyata Minuman Bervitamin Tidak Benar-benar Menyehatkan

Pantau.com - Minuman bervitamin ternyata tidak benar-benar bermanfaat bagi tubuh. Hal itu disebutkan oleh direktur nutrisi di Center for Science in Public Interest, Washington Bonnie Liebman di Medical Daily.

Minuman bervitamin biasanya menyebutkan kata-kata seperti meningkatkan 'fokus' dan 'energi', namun nyatanya hal itu tidak didasarkan pada bukti ilmiah atau data kesehatan masyarakat.

Baca juga: 8 Makanan yang Bisa Tingkatkan Imunitas Lansia di Masa Pandemi COVID-19

"Iklan label menggunakan bahasa yang tidak jelas sehingga kamu merasa mendapat manfaat, bahasanya sangat tidak jelas sampai-sampai perusahaan tidak memerlukan bukti (untuk mendukung) bahasa itu," kata Liebman kepada TIME.

Minuman bervitamin juga cenderung mengandung gula. Ecowatch mencatat sebotol air vitamin 20 oz mengandung sekitar 120 kalori dan 32 gram gula.

Jenis gula yang digunakan bervariasi berdasarkan negara, untuk produk yang dijual di Amerika Serikat cenderung menggunakan fruktos kristal, komponen yang lebih berbahaya.

"Konsumsi fruktosa yang berlebihan dapat meningkatkan kolesterol darah, trigliserida, tekanan darah, resistensi insulin, penumpukan lemak di sekitar organ kamu dan risiko penyakit lemak hati,'" menurut lamaan Healthline.

Penelitian mengungkapkan minuman berpemanis berhubungan dengan meningkatnya risiko obesitas, diabetes, kerusakan gigi, dan maslaah kesehatan lainnya.

Tapi karena minuman itu biasanya juga diperkaya dengan zat gizi mikro, apakah ada manfaatnya?

Asupan beberapa mikronutrien yang direkomendasikan sebenarnya bisa terpenuhi lewat menu makanan sehari-hari. Jadi, tambahan zat gizi mikro yang didapat melalui konsumsi minuman mungkin tidak benar-benar membuat perbedaan nyata bagi kesehatan. Selain itu bisa jadi berlebihan.

Nutrisi tertentu seperti vitamin A dan vitamin E sebenarnya bisa berbahaya jika dikonsumsi berlebihan. Peningkatan 25-50 persen dari asupan yang disarankan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan.

Baca juga: Studi: Vitamin K dalam Bayam, Telur, dan Keju Bantu Cegah COVID-19

Alasannya, kedua vitamin ini tidak dibuang lewat urin sehingga cenderung menumpuk di jaringan dan berpotensi menyebabkan komplikasi.

"Jika kamu mengonsumsinya secara berlebihan, kamu secara bertaap akan mendapat masalah dengan fungsi hati," kata ahli diet Mara Z. Vitolins.

rn
Penulis :
Gilang