
Pantau.com - Tantangan bagi Indonesia sebagai tuan rumah saat ini adalah memastikan semua kepala pemerintahan dan kepala negara anggota G20 untuk hadir di Bali Oktober 2022 mendatang. Ketakutan ini dikarenakan kedua negara Rusia-Ukraina masih berperang.
"Bahkan Indonesia perlu memastikan tidak ada upaya saling boikot oleh negara-negara anggota G20 dalam membahas berbagai program yang saat ini berlangsung, termasuk acara puncak pada KTT," ujar Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana yang dihubungi Pantau.com Sabtu, 26 Maret 2022.
Konferensi Tingkat Tinggi G20 Bali adalah pertemuan ketujuh belas Kelompok Duapuluh ( G20 ) mendatang. KTT tersebut dijadwalkan akan berlangsung di Bali, Indonesia, pada Oktober 2022. Untuk itu Indonesia perlu mengupayakan perdamaian dan terjadinya gencatan senjata di Ukraina.
"Kemlu harus cepat bergerak dan memunculkan inisiatif guna terwujudnya perdamaian dan berakhirnya tragedi kemanusiaan akibat perang. Ini dilakukan juga demi suksesnya penyelenggaraan berbagai kegiatan G20 dan KTT di Bali," tegas Hikmahanto yang juga Rektor Universitas Jenderal A. Yani.
Indonesia Akhirnya Laksanakan Polurgi Bebas Aktif terkait Situasi di Ukraina
Hikmanato memaparkan, setelah dua kali Indonesia berpihak ke AS dan Ukraina dalam mendukung dua Resolusi Majelis Umum PBB terkait operasi khusus militer Rusia, akhirnya Indonesia menunjukkan ketidak-berpihakannya dengan merelevankan polurgi bebas aktif.
Melalui Staf Khusus Menlu Triansyah Djani, Indonesia secara implisit menolak keinginan Presiden Joe Biden untuk mempertimbangkan keanggotaan Rusia di G20.
" Indonesia berkeras semua anggota G20, termasuk Rusia, diundang dalam KTT bulan Nopember di Bali. Posisi Indonesia menunjukkan tidak mau didikte bahkan ditekan oleh AS." jelasnya.
Indonesia mengargumentasikan bahwa sesuai prosedur dalam G20 dan sesuai preseden yang ada semua anggota berhak untuk diundang.
Dalam konteks demikian, Indonesia pun menyiratkan tidak akan mempertimbangkan usulan Presiden AS yang meminta perwakilan Ukraina untuk hadir jika Rusia akan hadir. Ini karena tidak ada dalam prosedur dan aturan G20.
Baca Juga: IDI Pecat Dokter Terawan
Baca Juga: KPAI Apresiasi Metode Belajar Pak Guru Ribut di Lumajang
- Penulis :
- Desi Wahyuni