Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Duet Prabowo-Khofifah Dinilai Cocok, Perpaduan Nasionalis dan Religius, Basis Massa NU

Oleh Aries Setiawan
SHARE   :

Duet Prabowo-Khofifah Dinilai Cocok, Perpaduan Nasionalis dan Religius, Basis Massa NU
Pantau - Duet Prabowo Subianto-Khofifah Indar Parawansa menjadi pasangan yang layak diperhitungkan untuk maju pada pemilihan presiden 2024.

Analis politik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Indaru Setyo Nurprojo menilai keduanya merupakan perpaduan sosok nasionalis-religius.

"Duet Prabowo-Khofifah merupakan perpaduan yang pas antara sosok nasionalis dan religius. Khofifah sangat cocok jika berduet dengan bakal calon presiden dari kalangan nasionalis," kata Indaru dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (6/7/2022).

Indaru mengatakan Khofifah sangat layak untuk dicalonkan menjadi pendamping Prabowo karena memiliki modal politik kuat yang tidak dimiliki calon lain.

Khofifah dinilai memiliki basis massa yang besar dan loyal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Itu bisa membawa keuntungan bagi siapa pun yang berduet dengan Khofifah.

Kata Indaru, Gubernur Jawa Timur itu tidak hanya merepresentasikan kaum nahdliyin, tapi juga kaum perempuan yang jumlahnya mencapai separuh lebih dari total jumlah pemilih.

"Jika isu kesetaraan gender digulirkan dan ditarungkan dengan Puan Maharani, saya yakin publik akan lebih memilih Khofifah," ujarnya.

Tidak hanya itu, modal lain dari Khofifah adalah pengalaman di kancah perpolitikan nasional. Pernah menjadi anggota legislatif maupun eksekutif.

Sebelum menjadi Gubernur Jatim, Khofifah pernah menjabat Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman Wahid, pernah menjabat Kepala BKKBN, dan menjadi Menteri Sosial pada tahun 2014-2018.

Selain itu, Khofifah merupakan pemimpin organisasi sayap perempuan Nahdlatul Ulama yaitu Muslimat NU yang memiliki jumlah anggota cukup besar, lebih dari 30 juta.

Secara personal, Indaru mengungkapkan bahwa Khofifah adalah sosok politikus yang sangat luwes dan bisa diterima semua kalangan. Modal yang sangat dibutuhkan Indonesia untuk mencegah terjadinya polarisasi pada Pemilu 2024.
Penulis :
Aries Setiawan