
Pantau.com - Polemik pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kalimat "berani jika diajak berantem" kepada relawannya masih menjadi sorotan. Tak terkecuali Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik.
Pernyataan Rachland tentunya sekaligus guna membentengi tentang manuver Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap koalisi Prabowo.
Baca juga: Cibir Pidato Jokowi, Fahri Hamzah Bandingkan dengan Gaya Bung Karno
SBY dianggap bisa merusak paket "tiga serangkai" yang digawangi PAN-PKS-Gerindra jika benar nantinya memaksakan nama Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon pendamping Prabowo Subianto.
"Daripada sibuk mengomentari orang lain, mending kalian melatih Presiden berpidato," tulisnya di akun Twitternya @RachlanNashidik seperti dikutip Pantau.com, Selasa (7/8/2018).
Menurutnya, teknik pidato yang harus dipelajari mantan Wali Kota Solo itu tak harus dengan literatur bahasa yang berat. Yang terpenting, sambung pria kelahiran Tasikmalaya 52 tahun silam itu, tidak keluar dari konteks berkebangsaan.
"Tidak usah agar pintar (pidato). Cukup asal jangan ngawur," sindirnya.
Daripada sibuk mengomentari orang lain, mending kalian melatih Presiden berpidato. Tidak usah agar pintar. Cukup asal jangan ngawur.
— Rachland Nashidik (@RachlanNashidik) 6 Agustus 2018
Baca juga: Soal Arahan 'Berantem', Jokowi: Ditonton yang Komplet Dong!
Untuk diketahui, dalam pidatonya di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 4 Agustus 2018 lalu, Jokowi menyampaikan sejumlah pesan di antaranya untuk melakukan kampanye simpatik.
"Nanti, apabila masuk ke tahap kampanye, lakukan kampanye yang simpatik, tunjukkan diri kita adalah sukarelawan yang bersahabat dengan semua golongan, jangan membangun permusuhan. Sekali lagi, jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian. Jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela. Tidak usah suka menjelekkan orang lain. Akan tetapi, kalau diajak berantem juga berani," kata Presiden ketika itu yang disambut dengan sorak sorai para suka relawan.
Lantas, kalimat "Akan tetapi, kalau diajak berantem juga berani" menjadi sorotan elemen masyarakat.
- Penulis :
- Widji Ananta