Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Lima Sapi Warga Mukomuko Mati Dimangsa Harimau

Oleh Firdha Rizki Amalia
SHARE   :

Lima Sapi Warga Mukomuko Mati Dimangsa Harimau
Pantau - Sedikitnya lima ekor sapi milik warga di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, ditemukan mati diduga dimangsa harimau terhitung sejak Januari 2022 sampai sekarang.

Sebanyak lima ekor sapi yang diduga mati dimangsa harimau tersebut, dua ekor sapi milik warga Desa Lubuk Talang, satu sapi warga Desa Bukit Makmur, Desa Air Berau, dan Desa Lubuk Cabau.

Kepala BKSDA Resor Kecamatan Kota Kabupaten Mukomuko, Rasidin, menyebutkan dalam tahun ini ada lima tempat di daerah itu yang dilaporkan harimau memangsa ternak milik warga setempat.

Adapun lima tempat ini, yakni di Kecamatan Lubuk Pinang, Kecamatan Air Manjuto, Kecamatan Penarik, Kecamatan Pondok Suguh, dan Kecamatan Malin Deman.

"Kami telah mengecek lima tempat tersebut dan harimau yang berkeliaran di lima tempat ini merupakan individu yang berbeda-beda," kata Rasidin, dalam keterangannya di Mukomuko, Sabtu (15/10/2022).

Namun, dari lima tempat itu, pihaknya telah memasang perangkat di tiga tempat, yakni Kecamatan Malin Deman, Air Manjunto, dan Kecamatan Pondok Suguh.

Rasidin mengatakan, dalam hal konflik satwa apabila dia itu berada di luar kawasan, sedangkan mereka itu berada dalam kawasan Hutan Produksi Air Ipuh II.

"Kami sebenarnya tidak boleh memasang kerangkeng di situ sebenarnya walaupun di situ ada peladangan," ujarnya.

Kalau orang merasa terganggu, sebenarnya harimau yang merasa terganggu di posisi itu karena masalahnya sekarang ini orang itu yang masuk dalam kawasan hutan.

"Jadi kami susah melakukan penanganan, kecuali konflik itu di pemukiman atau area peruntukan lain," kata Rasidin.

Ia mengatakan, kalau sekarang ini karena harimau itu banyak di kawasan hutan diharapkan warga tidak melakukan kegiatan di situ dan kalau pergi jangan sendiri-sendiri.

Selain itu, hewan ternak sapi milik warga dimangsa harimau karena sapi di daerah ini selain dilepas di kebun sawit dan pemukiman penduduk.

Pihaknya tetap khawatir adanya perburuan pada saat satwa ini berkeliaran dalam kawasan hutan.

Penulis :
Firdha Rizki Amalia