
Pantau - Rizky Novyandi Achmad (31), pria yang membunuh anaknya di Pondok Jatijajar, RT 03 RW 08, Kelurahan Jatijajar, Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa (1/11/2022), mengaku khilaf.
Dia mengaku tega menghabisi nyawa anaknya sendiri, KPC (13) lantaran kesal dengan sikap korban yang cuek kepadanya.
"Saya khilaf, karena sudah saya sekolahkan, saya didik dengan les segala macam, tapi saya tanya selalu tidak menjawab," ujar Rizky saat tanya jawab dengan penyidik dalam keterangan pers di Polres Metro Depok, Rabu (2/11/2022).
Kekesalan Rizky memuncak pada saat hari kejadian. Ketika itu korban akan berangkat sekolah dengan ibunya, Nila Islamia (31). Di hari itu Rizky sudah terlibat cekcok dengan Nila, karena ingin berpisah darinya dan mau pergi.
"(Korban) mau berangkat sekolah sama istri saya. Cuma saya tanya, dia enggak pernah jawab. Saya tegur aja dia cuek. Saat itu (istri) mau pulang ke rumah, katanya dia udah enggak mau sama saya. Dari situ emosi saya naik," tuturnya.
Tangis pecah lihat seragam anak penuh darah
Penyesalan selalu datang terakhir. Nasi sudah menjadi bubur. Barangkali itu kalimat yang tepat dialamatkan kepada Rizky Achmad. Dia tidak bisa mengembalikan nyawa darah dagingnya kembali ke dunia karena sudah dibunuh secara keji.
Tangis Rizky pun pecah saat diperlihatkan barang bukti berupa seragam sekolah putri sulungnya yang penuh dengan darah.
"Coba kamu berpikir. Itu (sambil menunjuk seragam sekolah KPC). Enggak salah dia," ujar Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar saat menunjukkan barang bukti seragam sekolah KPC ke pelaku.
Rizky menangis sambil menundukkan kepala, tak kuat melihat seragam anaknya yang dihadirkan di hadapannya.
"Sekarang kamu pikirkan, bayangin itu seragam anakmu. Coba bayangin. Darah dagingmu," ucap Kapolres.
Tangis Rizky pun pecah. Dia terisak, tak tahan menahan kesedihan. "Saya minta maaf," ucap Rizky sesegukkan.
"Jangan minta maaf ke kita. Kamu bayangkan seragam itu," kata Kapolres.
"Enggak ada salahnya itu, enggak ngerti ini (anak), enggak ngerti kamu ngehajar juga untuk apa. Kalaupun dia lihat (pelakku aniaya istri), dia enggak akan bisa ngomong, enggak tahu dia sebabnya apa. Kok bisa kamu habiskan?” ujar Kapolres.
Rizky hanya bisa tertunduk, menangis, menyesali perbuatannya. Anak yang tidak bersalah dihabisi karena amarah yang menguasai pikiran orangtua.
Dia mengaku tega menghabisi nyawa anaknya sendiri, KPC (13) lantaran kesal dengan sikap korban yang cuek kepadanya.
"Saya khilaf, karena sudah saya sekolahkan, saya didik dengan les segala macam, tapi saya tanya selalu tidak menjawab," ujar Rizky saat tanya jawab dengan penyidik dalam keterangan pers di Polres Metro Depok, Rabu (2/11/2022).
Kekesalan Rizky memuncak pada saat hari kejadian. Ketika itu korban akan berangkat sekolah dengan ibunya, Nila Islamia (31). Di hari itu Rizky sudah terlibat cekcok dengan Nila, karena ingin berpisah darinya dan mau pergi.
"(Korban) mau berangkat sekolah sama istri saya. Cuma saya tanya, dia enggak pernah jawab. Saya tegur aja dia cuek. Saat itu (istri) mau pulang ke rumah, katanya dia udah enggak mau sama saya. Dari situ emosi saya naik," tuturnya.
Tangis pecah lihat seragam anak penuh darah
Penyesalan selalu datang terakhir. Nasi sudah menjadi bubur. Barangkali itu kalimat yang tepat dialamatkan kepada Rizky Achmad. Dia tidak bisa mengembalikan nyawa darah dagingnya kembali ke dunia karena sudah dibunuh secara keji.
Tangis Rizky pun pecah saat diperlihatkan barang bukti berupa seragam sekolah putri sulungnya yang penuh dengan darah.
"Coba kamu berpikir. Itu (sambil menunjuk seragam sekolah KPC). Enggak salah dia," ujar Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar saat menunjukkan barang bukti seragam sekolah KPC ke pelaku.
Rizky menangis sambil menundukkan kepala, tak kuat melihat seragam anaknya yang dihadirkan di hadapannya.
"Sekarang kamu pikirkan, bayangin itu seragam anakmu. Coba bayangin. Darah dagingmu," ucap Kapolres.
Tangis Rizky pun pecah. Dia terisak, tak tahan menahan kesedihan. "Saya minta maaf," ucap Rizky sesegukkan.
"Jangan minta maaf ke kita. Kamu bayangkan seragam itu," kata Kapolres.
"Enggak ada salahnya itu, enggak ngerti ini (anak), enggak ngerti kamu ngehajar juga untuk apa. Kalaupun dia lihat (pelakku aniaya istri), dia enggak akan bisa ngomong, enggak tahu dia sebabnya apa. Kok bisa kamu habiskan?” ujar Kapolres.
Rizky hanya bisa tertunduk, menangis, menyesali perbuatannya. Anak yang tidak bersalah dihabisi karena amarah yang menguasai pikiran orangtua.
- Penulis :
- Aries Setiawan