
Pantau - Dinas Kesehatan Kota Batam Kepulauan Riau mencatat sebanyak lima balita yang menderita gizi buruk di wilayahnya meninggal dunia pada tahun 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, hal tersebut disebabkan karena masih ada orangtua yang kurang paham soal faktor penyebab gizi buruk. Salah satunya, pemberian makan yang terlalu dini sehingga membuat tumbuh kembang anak tidak seimbang.
“Dari kelima balita yang meninggal akibat gizi buruk itu karena ada penyakit penyerta, jadi bukan sepenuhnya gizi buruk,” kata Didi saat dihubungi di Batam, Rabu (21/12/2022).
Ia menyebutkan kasus balita yang meninggal akibat gizi buruk di Kota Batam sangat rendah karena pengetahuan orangtua terhadap kebutuhan gizi anak sudah cukup baik.
“Penangan stunting kita sudah baik. Kasusnya sudah turun,” kata dia.
Baca juga: Tragis! Balita jadi Korban Peluru Nyasar di Kepalanya
Didi mengimbau kepada orangtua untuk selalu memerhatikan asupan gizi pada anak dengan tujuan agar bisa tumbuh dan terhindar dari gizi buruk.
Analisis Gizi Dinas Kesehatan Kota Batam Dewi Cahaya mengatakan terdapat beberapa langkah untuk mencegah anak terkena gizi buruk yaitu melakukan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu setiap bulan.
“Bila ada yang berat badannya tidak naik, maka orangtua balita ini akan dikonseling untuk mencari penyebabnya dan diberi edukasi tentang cara pemberian makan bergizi seimbang,” kata Dewi.
Kemudian, menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penyakit infeksi yang bisa menyebabkan anak kehilangan berat badan.
Selain itu, pada saat melahirkan harus melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) untuk memberikan ASI eksklusif.
“Minum tablet penambah darah dan istirahat yang cukup,” kata Dewi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, hal tersebut disebabkan karena masih ada orangtua yang kurang paham soal faktor penyebab gizi buruk. Salah satunya, pemberian makan yang terlalu dini sehingga membuat tumbuh kembang anak tidak seimbang.
“Dari kelima balita yang meninggal akibat gizi buruk itu karena ada penyakit penyerta, jadi bukan sepenuhnya gizi buruk,” kata Didi saat dihubungi di Batam, Rabu (21/12/2022).
Ia menyebutkan kasus balita yang meninggal akibat gizi buruk di Kota Batam sangat rendah karena pengetahuan orangtua terhadap kebutuhan gizi anak sudah cukup baik.
“Penangan stunting kita sudah baik. Kasusnya sudah turun,” kata dia.
Baca juga: Tragis! Balita jadi Korban Peluru Nyasar di Kepalanya
Didi mengimbau kepada orangtua untuk selalu memerhatikan asupan gizi pada anak dengan tujuan agar bisa tumbuh dan terhindar dari gizi buruk.
Analisis Gizi Dinas Kesehatan Kota Batam Dewi Cahaya mengatakan terdapat beberapa langkah untuk mencegah anak terkena gizi buruk yaitu melakukan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu setiap bulan.
“Bila ada yang berat badannya tidak naik, maka orangtua balita ini akan dikonseling untuk mencari penyebabnya dan diberi edukasi tentang cara pemberian makan bergizi seimbang,” kata Dewi.
Kemudian, menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penyakit infeksi yang bisa menyebabkan anak kehilangan berat badan.
Selain itu, pada saat melahirkan harus melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) untuk memberikan ASI eksklusif.
“Minum tablet penambah darah dan istirahat yang cukup,” kata Dewi.
- Penulis :
- Aries Setiawan