
Pantau – Sebanyak 45 kasus demam berdarah periode 1-25 Januari 2023 tercatat Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana. Jumlah tersebut terus meningkat jika dibandingkan dengan data sepanjang Januari 2022 yang hanya 19 kasus.
"Cuaca saat ini masih sering hujan, sehingga potensi nyamuk berkembang biak cukup besar," ungkap kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gede Ambara Putra, Minggu (29/1/2023).
Ambara memperkirakan kasus demam berdarah akan terus meningkat mengingat musim penghujan masih berlangsung. Menurutnya, hujan yang tidak begitu deras justru menyebabkan jentik nyamuk cepat berkembang.
"Kalau hujan selalu deras, potensinya kecil karena genangan air terbawa air hujan. Jadi, tidak bisa menjadi tempat kembang biak nyamuk," ujar Ambara.
Faktor lain yang menyebabkan tingginya kasus demam berdarah di Jembrana pada awal Januari ini dipicu karena potensi penularan. "Ketika ada penderita demam berdarah digigit nyamuk, maka nyamuk yang menggigit akan menggigit warga sekitar juga. Akhirnya warga lain juga terinfeksi," terangnya.
Untuk mengurangi kasus demam berdarah, Ambara akan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Selain itu, fogging atau pengasapan juga bakal dilakukan di lingkungan yang berpotensi menambah kasus demam berdarah.
"Fogging tetap kami jadwalkan, terutama di daerah terjadinya wabah," ungkap Ambara.
Ambara berharap masyarakat turut berpartisipasi melakukan upaya pencegahan demam berdarah. Termasuk dengan melakukan PSN mandiri di rumah dan lingkungan sekitar. "PSN mudah, murah dan tanpa biaya tapi warga masih abai," tambah Ambara.
Menurut Ambara justru PSN lebih efektif mencegah demam berdarah ketimbang fogging. Sebab, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik nyamuk. "Jadi kesadaran masyarakat dengan melakukan PNS sangat diperlukan," tuturnya.
"Cuaca saat ini masih sering hujan, sehingga potensi nyamuk berkembang biak cukup besar," ungkap kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gede Ambara Putra, Minggu (29/1/2023).
Ambara memperkirakan kasus demam berdarah akan terus meningkat mengingat musim penghujan masih berlangsung. Menurutnya, hujan yang tidak begitu deras justru menyebabkan jentik nyamuk cepat berkembang.
"Kalau hujan selalu deras, potensinya kecil karena genangan air terbawa air hujan. Jadi, tidak bisa menjadi tempat kembang biak nyamuk," ujar Ambara.
Faktor lain yang menyebabkan tingginya kasus demam berdarah di Jembrana pada awal Januari ini dipicu karena potensi penularan. "Ketika ada penderita demam berdarah digigit nyamuk, maka nyamuk yang menggigit akan menggigit warga sekitar juga. Akhirnya warga lain juga terinfeksi," terangnya.
Untuk mengurangi kasus demam berdarah, Ambara akan menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Selain itu, fogging atau pengasapan juga bakal dilakukan di lingkungan yang berpotensi menambah kasus demam berdarah.
"Fogging tetap kami jadwalkan, terutama di daerah terjadinya wabah," ungkap Ambara.
Ambara berharap masyarakat turut berpartisipasi melakukan upaya pencegahan demam berdarah. Termasuk dengan melakukan PSN mandiri di rumah dan lingkungan sekitar. "PSN mudah, murah dan tanpa biaya tapi warga masih abai," tambah Ambara.
Menurut Ambara justru PSN lebih efektif mencegah demam berdarah ketimbang fogging. Sebab, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik nyamuk. "Jadi kesadaran masyarakat dengan melakukan PNS sangat diperlukan," tuturnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah