
Pantau - Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Abdul Wachid mencecar panja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) terkait skema usulan biaya haji 2023.
Wachid mengatakan, skema penetapan biaya haji pada tahun ini mengadopsi biaya haji pada tahun lalu. Sehingga, lanjutnya, tidak cukup waktu bagi mereka untuk mengoreksinya.
"2022 itu bapak ajukan biaya haji itu waktunya mepet, kami tidak bisa mengoreksinya satu per satu," ujar Wachid dalam rapat Komisi VIII DPR RI, Rabu (8/2/2023).
Wachid membeberkan hasil temuannya saat melakukan kunker ke Arab Saudi. Ia mengemukakan, ada sejumlah biaya yang bisa dipangkas.
"Biaya hotel itu hanya 3.200 sampai 3.500 riyal, kenapa bapak ajukan 4.600 riyal? Jadi, masalah ini adalah yang mainkan itu para calo-calo di Arab Saudi," tegasnya.
Terkait masalah makanan, ia mengusulkan agar katering dihapus dan diganti dengan memberi uang tunai kepada para jemaah untuk menekan biaya.
"Tidak perlu katering, kasih uang. Kami blusukan, 15 riyal ada nasinya banyak, ikannya dua, pakai sayur bisa makan berdua. Artinya, kalau katering partai banyak kan harusnya bisa lebih murah," papar Wachid.
Selanjutnya, ia menyoroti biaya masyair yang terlampau tinggi. Menurutnya, hal ini bisa ditekan melalui upaya diplomasi yang kuat antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
"Saya pada haji 2022, saya suruh tidur di situ (petugas masyair) katanya ada perubahan. Hanya ada kasur 50 x 170 cm, harganya naik dari 1.500 jadi 5.600," lanjutnya.
Wachid juga menyoroti biaya untuk pembuatan gelang haji sebagai identitas jemaah. Ia menyatakan, harganya itu di mark-up hampir 7 kali lipat.
Ia mengungkapkan, dirinya pernah menanyakan pembuat gelang tersebut yang hanya memakan biaya 1 miliar untuk 221.000 jemaah haji. Namun, berdasarkan paparan, anggaran untuk gelang tersebut menjadi Rp35.000 per buah.
"Kalau 35.000 dikalikan 221.000 jemaah, itu bisa sampai 7 miliar. Ini tendernya, vendornya siapa? Vendornya orang Kemenag sendiri atau siapa?" beber Wachid.
Wachid menutup dengan menyoroti anggaran tentang pelayanan lainnya yang juga cukup fantastis hingga mencapai ratusan juta rupiah.
"Biaya pelayanan dan pengantar stiker, 800 juta. Pelayanan wrapping kursi roda jemaah, 270 juta. Ini tolong angka-angka ini, bisa bangkrut ini," tutupnya.
Wachid mengatakan, skema penetapan biaya haji pada tahun ini mengadopsi biaya haji pada tahun lalu. Sehingga, lanjutnya, tidak cukup waktu bagi mereka untuk mengoreksinya.
"2022 itu bapak ajukan biaya haji itu waktunya mepet, kami tidak bisa mengoreksinya satu per satu," ujar Wachid dalam rapat Komisi VIII DPR RI, Rabu (8/2/2023).
Wachid membeberkan hasil temuannya saat melakukan kunker ke Arab Saudi. Ia mengemukakan, ada sejumlah biaya yang bisa dipangkas.
"Biaya hotel itu hanya 3.200 sampai 3.500 riyal, kenapa bapak ajukan 4.600 riyal? Jadi, masalah ini adalah yang mainkan itu para calo-calo di Arab Saudi," tegasnya.
Terkait masalah makanan, ia mengusulkan agar katering dihapus dan diganti dengan memberi uang tunai kepada para jemaah untuk menekan biaya.
"Tidak perlu katering, kasih uang. Kami blusukan, 15 riyal ada nasinya banyak, ikannya dua, pakai sayur bisa makan berdua. Artinya, kalau katering partai banyak kan harusnya bisa lebih murah," papar Wachid.
Selanjutnya, ia menyoroti biaya masyair yang terlampau tinggi. Menurutnya, hal ini bisa ditekan melalui upaya diplomasi yang kuat antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
"Saya pada haji 2022, saya suruh tidur di situ (petugas masyair) katanya ada perubahan. Hanya ada kasur 50 x 170 cm, harganya naik dari 1.500 jadi 5.600," lanjutnya.
Wachid juga menyoroti biaya untuk pembuatan gelang haji sebagai identitas jemaah. Ia menyatakan, harganya itu di mark-up hampir 7 kali lipat.
Ia mengungkapkan, dirinya pernah menanyakan pembuat gelang tersebut yang hanya memakan biaya 1 miliar untuk 221.000 jemaah haji. Namun, berdasarkan paparan, anggaran untuk gelang tersebut menjadi Rp35.000 per buah.
"Kalau 35.000 dikalikan 221.000 jemaah, itu bisa sampai 7 miliar. Ini tendernya, vendornya siapa? Vendornya orang Kemenag sendiri atau siapa?" beber Wachid.
Wachid menutup dengan menyoroti anggaran tentang pelayanan lainnya yang juga cukup fantastis hingga mencapai ratusan juta rupiah.
"Biaya pelayanan dan pengantar stiker, 800 juta. Pelayanan wrapping kursi roda jemaah, 270 juta. Ini tolong angka-angka ini, bisa bangkrut ini," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas