
Pantau - Banjir melanda kota Solo. Kondisi itu membuat puluhan ribu warga terdampak.
Dari data, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Solo, sekitar 21 ribu warga terdampak, dan 3.898 jiwa mengungsi.
Sementara itu, sejumlah tempat dijadikan tempat pengungsian termasuk SD. Tercatat, tujuh SD digunakan sebagai tempat mengungsi antara lain SD Kalangan, Dadapsari, Gandean, SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu, SD Negeri Wiro Paten, SD Muhammadiyah 18 dan SD Negeri Joyotakan.
Kondisi itu membuat proses belajar mengajar secara tatap muka tidak bisa dilaksanakan. Oleh karena itu, para siswa menjalani kegiatan belajar mengajar secara online.
"Sekolah yang jadi tempat pengungsian kita langsung instruksikan PJJ (pembelajaran jarak jauh), guru-guru juga kita WFH kan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Rienetta, Jumat (17/2/2023).
Ia menambahkan ada satu sekolah yang terkena banjir yakni SMP Negeri 6 Solo. Kemudian, TK Pembina Jebres dan langsung diliburkan.
"Masih banjir, tadi sampai tadi pagi masih lumayan satu jengkal ya kita misal kayak buku-buku termasuk langganan ya SMP Negeri 6 jadi untuk barang-barang elektronik sudah tidak ada yang di lantai bawah ya sudah dinaik-naikkan semua," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan banjir masih merendam wilayahnya. Dia memantau kondisi limpahan air di Waduk Gajah Mungkur.
"Habis ini saya langsung muter ke beberapa lokasi. Yang jelas kami pastikan makanan dan obat-obatan tersedia. Mudah-mudahan siang ini surut," kata Gibran di Solo Safari, Jumat (17/2/2023).
Gibran juga mengusahakan seluruh pompa air nyala sehingga air yang menggenangi permukiman dapat segera surut. Ia mengaku sempat komplain ke BBWS untuk menindaklanjuti.
"Saya sudah komplain ke BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), ini nanti ditindaklanjuti. Yang jelas kalau misalnya dapat limpahan air dari Wonogiri hendaknya koordinasi. Kami antisipasi lagi," katanya.
Dari data, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Solo, sekitar 21 ribu warga terdampak, dan 3.898 jiwa mengungsi.
Sementara itu, sejumlah tempat dijadikan tempat pengungsian termasuk SD. Tercatat, tujuh SD digunakan sebagai tempat mengungsi antara lain SD Kalangan, Dadapsari, Gandean, SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu, SD Negeri Wiro Paten, SD Muhammadiyah 18 dan SD Negeri Joyotakan.
Kondisi itu membuat proses belajar mengajar secara tatap muka tidak bisa dilaksanakan. Oleh karena itu, para siswa menjalani kegiatan belajar mengajar secara online.
"Sekolah yang jadi tempat pengungsian kita langsung instruksikan PJJ (pembelajaran jarak jauh), guru-guru juga kita WFH kan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Dian Rienetta, Jumat (17/2/2023).
Ia menambahkan ada satu sekolah yang terkena banjir yakni SMP Negeri 6 Solo. Kemudian, TK Pembina Jebres dan langsung diliburkan.
"Masih banjir, tadi sampai tadi pagi masih lumayan satu jengkal ya kita misal kayak buku-buku termasuk langganan ya SMP Negeri 6 jadi untuk barang-barang elektronik sudah tidak ada yang di lantai bawah ya sudah dinaik-naikkan semua," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan banjir masih merendam wilayahnya. Dia memantau kondisi limpahan air di Waduk Gajah Mungkur.
"Habis ini saya langsung muter ke beberapa lokasi. Yang jelas kami pastikan makanan dan obat-obatan tersedia. Mudah-mudahan siang ini surut," kata Gibran di Solo Safari, Jumat (17/2/2023).
Gibran juga mengusahakan seluruh pompa air nyala sehingga air yang menggenangi permukiman dapat segera surut. Ia mengaku sempat komplain ke BBWS untuk menindaklanjuti.
"Saya sudah komplain ke BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), ini nanti ditindaklanjuti. Yang jelas kalau misalnya dapat limpahan air dari Wonogiri hendaknya koordinasi. Kami antisipasi lagi," katanya.
- Penulis :
- Syahrul Ansyari