
Pantau - Artis Nindy Ayunda mengaku mendapat teror dari anggota TNI. Oleh karena itu, ia meminta perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi Korban.
"Diawali dengan perjalanan saya ke Palembang untuk menemui seseorang yang kemudian sesampainya di sana dihadang oleh sekitar 10 orang preman di depan rumah tersebut," kata Nindy menceritakan insiden tersebut, belum lama ini.
Nindy melanjutkan dengan adanya penghadangan itu ia tidak bisa menemui orang tersebut. Akhirnya ia kembali lagi ke Jakarta pada Minggu sore, 2 April 2023.
Setibanya, di Jakarta ia langsung menuju rumah yang ada di Kebayoran untuk bertemu adiknya. Kemudian pukul 20.00 WIB di hari yang sama, ia menyuruh stafnya untuk mengambil barang di suatu tempat.
Lalu saat staf itu keluar rumah, dia melihat ada orang yang mencurigakan sebanyak tiga orang.
"Info tersebut diberikan kepada saya oleh seorang asisten rumah tangga bahwa terdapat hal yang mencurigakan dari orang tersebut," katanya lagi.
Selanjutnya sekitar pukul 22.00 WIB, saat ia sedang makan bersama adik, kemudian ART kembali menginformasikan bahwa ada orang yang mencari Dito Mahendra, lalu ia meminta untuk mengunci pintu.
Kemudian, Nindy melihat oknum TNI yang mengenakan pakaian preman dan seragam sekitar 30 orang. Lalu tindakan mereka memasuki pekarangan tanpa izin disertai perusakan pada pintu garasi, penggedoran, dan disertai teriakan.
"Hal tersebut terjadi mulai pukul 22.00 WIB sampai 07.00 WIB," kata Nindy.
Nindy sudah melaporkan kejadian itu ke Puspom TNI. Ia juga melaporkan dugaan teror dan ancaman yang dialaminya ke LPSK.
"Saya memohon perlindungan kepada LPSK terkait peristiwa teror dan ancaman terhadap saya dan keluarga yang dilakukan pada Senin, 3 April 2023 dini hari di kediaman saya," katanya.
Dia menambahkan peristiwa itu menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya. Ia berharap ada perhatian dari pihak yang berwenang, khususnya LPSK untuk memberikan perlindungan.
"Diawali dengan perjalanan saya ke Palembang untuk menemui seseorang yang kemudian sesampainya di sana dihadang oleh sekitar 10 orang preman di depan rumah tersebut," kata Nindy menceritakan insiden tersebut, belum lama ini.
Nindy melanjutkan dengan adanya penghadangan itu ia tidak bisa menemui orang tersebut. Akhirnya ia kembali lagi ke Jakarta pada Minggu sore, 2 April 2023.
Setibanya, di Jakarta ia langsung menuju rumah yang ada di Kebayoran untuk bertemu adiknya. Kemudian pukul 20.00 WIB di hari yang sama, ia menyuruh stafnya untuk mengambil barang di suatu tempat.
Lalu saat staf itu keluar rumah, dia melihat ada orang yang mencurigakan sebanyak tiga orang.
"Info tersebut diberikan kepada saya oleh seorang asisten rumah tangga bahwa terdapat hal yang mencurigakan dari orang tersebut," katanya lagi.
Selanjutnya sekitar pukul 22.00 WIB, saat ia sedang makan bersama adik, kemudian ART kembali menginformasikan bahwa ada orang yang mencari Dito Mahendra, lalu ia meminta untuk mengunci pintu.
Kemudian, Nindy melihat oknum TNI yang mengenakan pakaian preman dan seragam sekitar 30 orang. Lalu tindakan mereka memasuki pekarangan tanpa izin disertai perusakan pada pintu garasi, penggedoran, dan disertai teriakan.
"Hal tersebut terjadi mulai pukul 22.00 WIB sampai 07.00 WIB," kata Nindy.
Nindy sudah melaporkan kejadian itu ke Puspom TNI. Ia juga melaporkan dugaan teror dan ancaman yang dialaminya ke LPSK.
"Saya memohon perlindungan kepada LPSK terkait peristiwa teror dan ancaman terhadap saya dan keluarga yang dilakukan pada Senin, 3 April 2023 dini hari di kediaman saya," katanya.
Dia menambahkan peristiwa itu menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya. Ia berharap ada perhatian dari pihak yang berwenang, khususnya LPSK untuk memberikan perlindungan.
- Penulis :
- Syahrul Ansyari