
Pantau - Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Fahmy Alaydroes menilai, pendidikan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Untuk itu, lanjutnya, dalam momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati pada 2 Mei setiap tahun, menjadi momen penting untuk merefleksikan kondisi pendidikan di Indonesia.
“Sebagaimana amanah UUD 1945, pasal 31 ayat 3 yang mewajibkan pemerintah untuk menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, masih jauh dari harapan.” ujar Fahmy dalam keterangannya, Selasa (2/5/2023).
Baca Juga: Momentum Hardiknas, P2G: Jadikan Momentum Perbaikan Kualitas Pendidikan Tanah Air
Fahmy menyoroti beberapa permasalahan yang masih cukup berantakan terkait penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia.
Beberapa permasalahan yang disoroti olehnya antara lain, persoalan rekrutmen dan pengadaan guru yang merata ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk persoalan kompetensi dan kesejahteraan mereka.
"Guru yang tidak cukup dan tidak siap menghadapi perubahan kurikulum, menjadikan proses pembelajaran tidak optimal, bahkan kehilangan arah dan fokus," lanjutnya.
Baca Juga: Ada Bonus Demografi, Gus Muhaimin Dorong Sarana Pendidikan Diperbanyak
Ia juga menyoroti pemerataan perbaikan pendidikan nasional yang menjadi bertambah runyam. Menurutnya, kondisi akses serta sarana dan prasarana sekolah masih banyak yang tidak layak sehingga turut memperparah masalah tersebut.
“Minat dan kemampuan membaca kita rendah, kemampuan sains kita juga rendah, tambahan pula pendidikan karakter dan moral hanya sebatas jargon saja. Tidak jelas dan tidak terarah,” tegasnya.
Untuk itu, lanjutnya, dalam momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati pada 2 Mei setiap tahun, menjadi momen penting untuk merefleksikan kondisi pendidikan di Indonesia.
“Sebagaimana amanah UUD 1945, pasal 31 ayat 3 yang mewajibkan pemerintah untuk menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, masih jauh dari harapan.” ujar Fahmy dalam keterangannya, Selasa (2/5/2023).
Baca Juga: Momentum Hardiknas, P2G: Jadikan Momentum Perbaikan Kualitas Pendidikan Tanah Air
Fahmy menyoroti beberapa permasalahan yang masih cukup berantakan terkait penyelenggaraan pendidikan nasional di Indonesia.
Beberapa permasalahan yang disoroti olehnya antara lain, persoalan rekrutmen dan pengadaan guru yang merata ke seluruh wilayah Indonesia, termasuk persoalan kompetensi dan kesejahteraan mereka.
"Guru yang tidak cukup dan tidak siap menghadapi perubahan kurikulum, menjadikan proses pembelajaran tidak optimal, bahkan kehilangan arah dan fokus," lanjutnya.
Baca Juga: Ada Bonus Demografi, Gus Muhaimin Dorong Sarana Pendidikan Diperbanyak
Ia juga menyoroti pemerataan perbaikan pendidikan nasional yang menjadi bertambah runyam. Menurutnya, kondisi akses serta sarana dan prasarana sekolah masih banyak yang tidak layak sehingga turut memperparah masalah tersebut.
“Minat dan kemampuan membaca kita rendah, kemampuan sains kita juga rendah, tambahan pula pendidikan karakter dan moral hanya sebatas jargon saja. Tidak jelas dan tidak terarah,” tegasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas