
Pantau - Sejumlah kasus stunting di Indonesia rupanya berhubungan dengan perokok, konsumsi rokok juga di usia remaja atau sekolah masih menjadi suatu permasalahan di sektor kesehatan generasi muda Indonesia.
Sekretaris Satgas Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, lebih dari 50 persen remaja laki-laki dan perempuan dengan usia 15-19 tahun pertama kali mencoba mengonsumsi rokok di usia dini atau di bawah 15 tahun.
"Kapan sih pertama kali remaja merokok? Dalam penelitian di 2017 remaja yang kurang dari 15 tahun remaja perempuan sekitar 55,5 persen sudah merokok dan laki-laki lebih besar lagi sebanyak 57,4 persen," kata Angga Wirahmadi Sekretari Satgas IDAI.
Angga menyebut hal tersebut terjadi akibat banyak faktor, mulai dari usia remaja dinilai masih rentan berperilaku bahaya, impulsif, atau membuktikan diri saat ditantang oleh temannya.
"Ketika ditantang oleh temannya sebaiknya untuk merokok, mereka merasa tertantang untuk membuktikan diri. Kemudian, remaja pun sering meremehkan bahaya merokok," sebutnya Angga beberapa waktu lalu dalam Webinar tentang Dampak Merokok Pasif pada Kesehatan Anak.
"Mereka juga merasa percaya diri berlebihan dengan kesehatannya, karena banyak remaja yang mengatakan merokok sudah setahun baik-baik saja," sambungnya.
Kemudian Angga mengungkapkan, soal paparan rokok ternyata tidak hanya di lingkungan rumah, tapi juga di sekolah. "Walaupun sudah kawasan bebas rokok tapi paparan asap rokoknya tapi masih saja ada yang terpapar," ungkapnya.
Sekretaris Satgas Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, lebih dari 50 persen remaja laki-laki dan perempuan dengan usia 15-19 tahun pertama kali mencoba mengonsumsi rokok di usia dini atau di bawah 15 tahun.
"Kapan sih pertama kali remaja merokok? Dalam penelitian di 2017 remaja yang kurang dari 15 tahun remaja perempuan sekitar 55,5 persen sudah merokok dan laki-laki lebih besar lagi sebanyak 57,4 persen," kata Angga Wirahmadi Sekretari Satgas IDAI.
Angga menyebut hal tersebut terjadi akibat banyak faktor, mulai dari usia remaja dinilai masih rentan berperilaku bahaya, impulsif, atau membuktikan diri saat ditantang oleh temannya.
"Ketika ditantang oleh temannya sebaiknya untuk merokok, mereka merasa tertantang untuk membuktikan diri. Kemudian, remaja pun sering meremehkan bahaya merokok," sebutnya Angga beberapa waktu lalu dalam Webinar tentang Dampak Merokok Pasif pada Kesehatan Anak.
"Mereka juga merasa percaya diri berlebihan dengan kesehatannya, karena banyak remaja yang mengatakan merokok sudah setahun baik-baik saja," sambungnya.
Kemudian Angga mengungkapkan, soal paparan rokok ternyata tidak hanya di lingkungan rumah, tapi juga di sekolah. "Walaupun sudah kawasan bebas rokok tapi paparan asap rokoknya tapi masih saja ada yang terpapar," ungkapnya.
- Penulis :
- Sofian Faiq