
Pantau - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Persatuan (DPP PDI-P) Said Abdullah menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal kelanjutan kebijakan pemerintahan layaknya sistem estafet.
Pada responnya, Said sepakat dengan pernyataan itu, ia tak ingin program yang sudah dijalankan jadi terbengkalai, Jumat (16/6/2023).
"Ya betul, kan saya beberapa kali, pergantian kepemimpinan itu adalah estafet kepemimpinan sehingga dari presiden ke presiden melanjutkan apa yang belum dan meng-accelerate visi misi presiden sebelumnya," ucap Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Dirinya tak ingin presiden yang menggantikan Jokowi nanti justru meninggalkan program yang sudah berjalan. Menurutnya hal tersebut harus dihindari.
"Jangan kemudian setiap ganti presiden kemudian dengan program baru, kemudian program lama terbengkalai, ini yang harus kita hindari," katanya.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini ingin APBN dapat digunakan sesuai prioritasnya. Ia ingin APBN yang didapat pemerintah dimaksimalkan dengan baik.
"Oleh karenanya, kita ingin memastikan di APBN nanti tahun 2024 itu penyelesaian tuntas terhadap program strategis presiden RI Pak Jokowi supaya tidak meninggalkan sisa, kalau toh ada sisa maka dalam pembahasan APBN tahun depan untuk 2025 akan kita tuntaskan setuntas-tuntasnya," ujarnya.
Said menuturkan, pernyataan Jokowi tak menyingung pihak lain. Said berharap capres Pemilu 2024 dapat melanjutkan estafet itu.
"Pihak lain yang mau disinggung apanya. Kita harapkan semua capres bisa melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Bapak Presiden Jokowi, terutamanya Ganjar Pranowo akan melanjutkan itu," tuturnya.
Pada sebelumnya, Presiden Jokowi bicara soal kelanjutan kebijakan pemerintah. Dia mengatakan jangan sampai peralihan kepemimpinan seperti 'meteran pom bensin'.
Maksudnya, meteran pom bensin harus kembali ke 0 bila sudah selesai melakukan pengisian bensin. Menurutnya, bila kepemimpinan berganti tidak boleh seperti itu.
"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet bukan meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin itu 'dimulai dari 0 ya'. Apa mau seperti itu? Ndak kan? Masak kayak meteran pom bensin," tegas Jokowi saat memberikan sambutan pada Peluncuran Indonesia Emas 2045, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).
Pada responnya, Said sepakat dengan pernyataan itu, ia tak ingin program yang sudah dijalankan jadi terbengkalai, Jumat (16/6/2023).
"Ya betul, kan saya beberapa kali, pergantian kepemimpinan itu adalah estafet kepemimpinan sehingga dari presiden ke presiden melanjutkan apa yang belum dan meng-accelerate visi misi presiden sebelumnya," ucap Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Dirinya tak ingin presiden yang menggantikan Jokowi nanti justru meninggalkan program yang sudah berjalan. Menurutnya hal tersebut harus dihindari.
"Jangan kemudian setiap ganti presiden kemudian dengan program baru, kemudian program lama terbengkalai, ini yang harus kita hindari," katanya.
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI ini ingin APBN dapat digunakan sesuai prioritasnya. Ia ingin APBN yang didapat pemerintah dimaksimalkan dengan baik.
"Oleh karenanya, kita ingin memastikan di APBN nanti tahun 2024 itu penyelesaian tuntas terhadap program strategis presiden RI Pak Jokowi supaya tidak meninggalkan sisa, kalau toh ada sisa maka dalam pembahasan APBN tahun depan untuk 2025 akan kita tuntaskan setuntas-tuntasnya," ujarnya.
Said menuturkan, pernyataan Jokowi tak menyingung pihak lain. Said berharap capres Pemilu 2024 dapat melanjutkan estafet itu.
"Pihak lain yang mau disinggung apanya. Kita harapkan semua capres bisa melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Bapak Presiden Jokowi, terutamanya Ganjar Pranowo akan melanjutkan itu," tuturnya.
Pada sebelumnya, Presiden Jokowi bicara soal kelanjutan kebijakan pemerintah. Dia mengatakan jangan sampai peralihan kepemimpinan seperti 'meteran pom bensin'.
Maksudnya, meteran pom bensin harus kembali ke 0 bila sudah selesai melakukan pengisian bensin. Menurutnya, bila kepemimpinan berganti tidak boleh seperti itu.
"Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet bukan meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin itu 'dimulai dari 0 ya'. Apa mau seperti itu? Ndak kan? Masak kayak meteran pom bensin," tegas Jokowi saat memberikan sambutan pada Peluncuran Indonesia Emas 2045, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).
- Penulis :
- Sofian Faiq