HOME  ⁄  Nasional

Nikuba Dijual, BRIN Sebut Nanti yang Beli Juga Tak Punya Badan Hukum dan Sertifikasi

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

Nikuba Dijual, BRIN Sebut Nanti yang Beli Juga Tak Punya Badan Hukum dan Sertifikasi
Pantau - Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Haznan Abimanyu tidak mempermasalahkan terkait alat pengubah air jadi bahan bakar (Nikuba) karya Aryanto Misel itu akan dijual ke perusahaan asing.

"Silakan saja kalau mau (dijual ke asing), kalau ada yang mau ya silakan," respon Haznan kepada wartawan di kantor BRIN, Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Lalu, Haznan menyebut BRIN tidak mempermasalahkan andai Misel selaku penemu memiliki keinginan untuk menjual Nikuba ke pihak Asing. Kata Haznan tidak ada payung hukum dan sertifikasi yang mengikat produk itu jika ada pembeli yang berkenan.

Terlebih, Haznan menjelaskan faktanya belum ada pihak Asing yang berkenan membeli ide temuan tersebut. Meskipun Nikuba sempat dibawa ke Italia untuk ditunjukkan.

"Misalkan tadi ya perusahaan asing, kalau mau beli ya silahkan tapi kan kenyataannya tidak mau, seperti di Italia kemarin kan tidak ada yang mau," katanya.

Diketahui, sebelumnya penemuan Aryanto dijual karena butuh dana untuk melakukan riset lanjutan. Untuk itu, dirinya tidak sayang kalau Nikuba dijual ke pihak luar.

Pada alat yang diklaim bisa mengubah air menjadi bahan bakar itu diketahui belum lama ini diboyong ke Italia untuk dipresentasikan ke perusahaan di Italia. Aryanto Misel menawarkan harga kreasinya itu miiaran rupiah.

"Itu mau saya tawarkan Rp15 miliar," ungkap Aryanto dalam wawancara dengan stasiun TV nasional yang diunggah ulang ke sosial media oleh akun undercover.id. Potongan pernyataan Aryanto Misel itu viral.

Aryanto membenarkan bahwa dirinya membutuhkan dana untuk riset selanjutnya. Makanya, dia tidak ambil pusing kalau temuannya itu bikin pihak asing kepincut dan mau meminangnya.

"Saya nggak sayang, Pak, nggak sayang, yang penting saya ini kan istilahnya kalau dapat duit dari sana bisa melanjutkan riset kembali, karena saya kan butuh dana juga," tutur Aryanto.
Penulis :
Sofian Faiq