
Pantau - Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengungcapkan pemerintah mewaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan saat telah melakukan mitigasi dengan menyiapkan tim darat serta helikopter water boombing.
"Kita juga waspada terkait dengan kebakaran hutan dan lahan, sebagaimana pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya, di mana kebakaran hutan dan lahannya sangat besar dan luas,'' ungkap Suharyanto dalam dialog virtual 'Waspada Dampak El Nino', Senin (31/7/2023).
"Nah di 2023 ini jangan sampai itu terjadi, maka kami menyiapkan mitigasi terhadap karhutla ini, ada beberapa langkah yang sudah dilakukan BNPB," sambungnya.
Suharyanto menyebut ada 6 provinsi yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan. Tiga provinsi adan di Sumatera dan tiga di Kalimantan.
Dia menyebut BNBP memiliki 31 helikopter water boombing di 6 provinsi tersebut. Dia menyebut helikopter itu akan dikerahkan sebagai langkah terakhir jika karhutla membesar dan tak bisa dijangkau dengan tim darat.
"Sekarang di daerah 6 provinsi prioritas itu sudah tergelar 31 unit helikopter yang apabila nanti ada kebakaran, yang mungkin lebih besar dan tidak mungkin dipadamkan di darat atau kebakarannya di titik terpencil yang tidak bisa dijangkau pasukan darat maka helikopter water boombing ini yang akan memadamkannya," sebut Suharyanto.
Lalu Suharyanto menjelaskan terkait pengerahan helikopter water boombing itu sebagai langkah terakhir. Sebab, kata dia, penggunaan helikopter water boombing ini butuh biaya yang beras.
"Kalau ada kebakaran kita padamkan lewat darat, pasukannya sudah ada di darat, kalau tidak bisa juga ya terpaksa kami akan kerahkan dari udara menggunakan helikopter water boombing,'' jelasnya.
‘’Sebagai catatan helikopter water boombing ini sangat mahal, jadi setiap operasi penyiraman terhadap kebakaran yang terjadi ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga ini sebagai cadangan terakhir apabila memang api sudah terlanjur besar," lanjutnya.
BNPB juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah hingga kementerian dan lembaga. Suharyanto mengatakan BNPB hingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki aplikasi pemantau karhutla.
"Kemudian juga kita juga untuk memonitor terjadinya kebakaran hutan dan lahan, ini sudah mengintegrasikan seluruh aplikasi yang dimiliki kementerian lembaga, baik itu dari unsur TNI, Polri, pemerintah daerah, Kementerian Lingkungan Hidup, BNPB, BMKG ini jadi satu,'' katanya.
‘’Ya mudah-mudahan dengan kesiapan yang saya sampaikan ini, apabila nanti sebulan-dua bulan ke depan terjadi kekeringan atau kebakaran hutan dan lahan dan besar segera bisa kita atasi," imbuhnya.
- Penulis :
- Sofian Faiq