Pantau.com - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengaku pernah menemui Direktur PT Merial Esa Fahmi Darmawansyah dan politikus Partai Golkar Fayakhun Andriadi di rumahnya.
"Saya tahu Fahmi, pada saat itu Fayakhun membawa Fahmi Darmawansyah ke rumah, saya pikir dia calon bendahara DPD DKI, ternyata dia pengusaha," kata Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Baca juga: Cicil Uang Pengganti Hasil Korupsi, Setnov Serahkan Buku Rekening ke KPK
Keterangan itu disampaikan Setnov saat bersaksi untuk terdakwa anggota Komisi I DPR nonaktif dari Fraksi Partai Golkar Fayakhun Andriadi yang didakwa menerima suap 911.480 dolar AS dari Direktur PT Merial Esa Fahmi Darmawansyah untuk pengadaan satelit monitoring dan drone dalam anggaran Bakamla APBN Perubahan 2016.
"Lupa pembicaraannya soal apa, tapi katanya Partai Golkar tidak ikut masalah Bakamla tapi sudah diakali (orang) Komisi XI dan I, saya juga tidak terlalu antusias sehingga tidak tahu permasalahannya secara detail," ujar Setnov.
Pertemuan itu terjadi pada 2016 saat Fayakhun sedang mengajukan diri sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar DKI Jakarta.
Baca juga: Setya Novanto Kembalikan Rp1,1 Miliar Kerugian Negara Akibat Korupsi e-KTP
"Saya pikir Fahmi calon bendahara karena biasanya bendahara ditarik orang-orang yang punya latar belakang pengusaha," kata Setnov.
Setnov pun mengaku tidak tahu bahwa Fayakhun akan mengawal anggaran Bakamla dalam APBN-Perubahan 2016.
"Kalau soal Pak Fayakhun ingin maju sebagai Ketua DPD Golkar hal itu sebelumnya sudah disampaikan, dia ingin megang DPD DKI dengan segala risiko," kata Setnov.
- Penulis :
- Adryan N
