
Pantau - Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, sebelumnya memberikan skor lima pada penegakan hukum era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kini, Ganjar menyoroti maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Indonesia.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam acara Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan: Menelaah Gagasan dan Komitmen Calon Pemimpin Indonesia, di Hotel Le Meridian, Jakarta Pusat, Kamis (23/11/2023). Ganjar menilai KKN membuat reformasi pun menjadi gagal.
"Dulu karena korupsi kemudian mengerucut pada elite, maka tidak mau, mesti disikat korupsi, kolusi, nepotismenya," kata Ganjar.
Namun, Ganjar menyayangkan praktik KKN kini kembali marak terjadi. Dia pun menilai dengan begitu reformasi yang diperjuangkan pun telah gagal.
"Eh sekarang jadi cerita lagi. Gagal dong reformasi. Benar nggak sih? Masuk yah?" ungkapnya.
Ganjar pun mengaku dirinya membahas hal tersebut hanya bertujuan untuk mengingatkan kembali akan reformasi. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu lantas mengatakan jika reformasi harus ditegakkan kembali.
"Ndak saya hanya mengingatkan, berarti gagal dong reformasi, mesti ditegakkan kembali," jelasnya.
"Maka civil society, ilmuwan berbicara pada soal ini, 'lho kok pak itu sekian pejabat korupsi, dia kolusi dan sebagainya'. Ini berjalan. Saya hanya mengingatkan saja. Kecuali kita sudah lupa. Kalau kita lupa dengan ini, hancur kita bangsa ini. Itu permintaan amanat reformasi," Pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah