Pantau.com - Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat untuk tak perlu takut dengan adanya letusan Gunung Anak Krakatau. Meletusnya gunung itu bahkan dinilai bisa membuka potensi wisata.
"Masyarakat sekitar Lampung, Banten, enggak usah takut, enggak akan, Gunung Anak Krakatau meletus seperti ibunya. Karena dapur magma energi kecil. Itu justru jadi potensi wisata," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Kantor Graha BNPB, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).
Baca juga: Pantau Video: Gunung Anak Krakatau Meletus hingga 156 Kali dalam Sehari
Sutopo menilai, letusan Anak Krakatau justru bisa dinikmati wisatawan asing yang memiliki rencana untuk berlibur ke Indonesia. Apalagi, katanya, letusan itu disaksikan pada malam hari akan terlihat lebih indah. Hanya saja tentu disaksikan dengan radius jarak tertentu agar tetap aman menyaksikan.
"Wisatawan asing banyak begitu menikmati. Apalagi malam hari liat batu pijar, mereka jauh dari negaranya lihat itu," ungkapnya.
Untuk itu, Sutopo menegaskan masyarakat Indonesia tak khawatir dengan adanya letusan Anak Krakatau. Menurutnya, semua aman terkendali termasuk situasi penerbangan dan pelayaran.
"Kita masyarakat Indonesia jangan takut. Tetap aman sebaran abu juga aman enggak ganggu pelayaran, penerbangan," pungkasnya.
Baca juga: Pantau Grafis: 5 Fakta Gunung Anak Krakatau yang Terus Tumbuh
Sekadar informasi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, dari pengamatan sepanjang Rabu, 26 September 2018 hingga Kamis (27/9/2018) dini hari secara visual melalui CCTV pada malam hari terlihat sinar api dan aliran lava pijar ke arah Selatan.
Berdasarkan pengamatan dari CCTV teramati sinar api dan aliran lava pijar ke arah Selatan. Terdengar suara dentuman dan dirasakan getaran dengan intensitas lemah hingga kuat di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.
Gunung api di dalam laut dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut (mdpl) ini mengalami aktivitas kegempaan letusan 447 kali, amplitudo 32-50 mm, durasi 2-245 detik.
- Penulis :
- Adryan N
