Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Haji

Kemenag: Layani Jemaah Haji Lansia Seperti Orang Tua Sendiri

Oleh Fadly Zikry
SHARE   :

Kemenag: Layani Jemaah Haji Lansia Seperti Orang Tua Sendiri
Foto: Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat (dok Biro HDI Kemenag)

Pantau Haji - Direktur Bina Haji, Kementerian Agama (Kemenag), Arsad Hidayat, meminta para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melayani para jemaah lanjut usia (lansia) seperti melayani orang tua sendiri.

"Layani jemaah lansia seperti orang tua kita sendiri. Siapkan tempat terbaik, makanan terbaik. Sambut dengan baik, seperti saat kita menyambut kedatangan orang tua kita," kata Arsad dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) PPIH Arab Saudi 2024, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (20/3/2024).

Arsad mengingatkan, psikologi lansia biasanya mudah terbawa perasaan alias baper. Karena itu, para petugas haji harus sekuat mungkin menjaga perasaan mereka. Jangan sampai mereka tersinggung.

"Jangan sekali-kali bicara dengan bercanda dengan mereka. Jangan juga sekali-kali janji lalu tidak ditepati," ujar Arsad.
Arsad menambahkan, dirinya telah memetakan beberapa tantangan yang mungkin dihadapi pada penyelenggaraan ibadah haji nanti.

"Pertama, tahun ini terdapat 45.000 jemaah haji lansia. Sehingga, perlu ditekankan mindset melayani lansia pada petugas. Dalam melayani lansia, gambaran sederhana adalah melayani orangtua kita. Harus kita sambut, siapkan tempat terbaik, makanan terbaik, demikian pula pada jemaah lansia ini. Siapkan yang terbaik, layani dengan baik, komunikasi dengan bahasa yang baik, dan jangan sakiti mereka," papar Arsad.

Selain tantangan pada jemaah haji Lansia, Arsad menuturkan bahwa pada tahun 2023, jumlah jemaah haji yang wafat lebih dari 820.

"Angka tersebut merupakan angka tertinggi dalam sejarah penyelenggaraan haji. Sehingga, menjadi PR bersama supaya mendukung jemaah haji dalam kondisi nyaman, beribadah nyaman, berangkat nyaman dan pulang nyaman," ujarnya.

Kondisi ini, lanjut Arsad, harus diantisipasi dengan memberikan alternatif ibadah bagi jemaah haji lansia dengan membuat perencanaan yang tepat, tanpa keluar dari ketentuan manasik.

Arsad menambahkan, berdasarkan informasi dari Kemenkes, angka kematian jemaah haji bertambah signifikan setelah puncak haji karena faktor kelelahan.

"Tentu, ini menjadi PR, agar konsultan ibadah dan pembimbing ibadah membuat skema alternatif saat puncak ibadah haji. Apalagi, tahun ini, pemerintah telah merespon masukan dari jemaah terkait Armuzna. InsyaAllah jemaah haji tidak ada yang tinggal di Mina Jadid," kata Arsad.

Selanjutnya, Arsad menjelaskan bahwa musim haji tahun ini masih di siklus musim panas, bahkan bisa sampai 50 derajat. "Ini penting, agar disosialisasikan pada jemaah, pada saat kondisi panas sekali untuk mempertimbangkan afdhal dengan mengabaikan kemaslahatan jiwa," tuturnya.

Terakhir, Arsad juga berpesan agar keterlambatan transportansi Armuzna yang disediakan oleh Masyair tidak terulang kembali. "Kita perlu menyiapkan transportasi, sehingga tidak ada keterlambatan bus di Armuzna. Berbagai tantangan tersebut perlu dipersiapkan dalam penyelenggaraan haji tahun 2024," pungkasnya.

Penulis :
Fadly Zikry
Editor :
Fadly Zikry

Terpopuler