Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Soal Sertifikasi Pendakwah, Menag Nasaruddin Umar Bicara Pentingnya Lima Unsur Dakwah

Oleh Tubagus Rachmat
SHARE   :

Soal Sertifikasi Pendakwah, Menag Nasaruddin Umar Bicara Pentingnya Lima Unsur Dakwah
Foto: Soal Sertifikasi Pendakwah, Menag Nasaruddin Umar Bicara Pentingnya Lima Unsur Dakwah. Dok: kemenag.go.id

Pantau - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan bahwa sertifikasi pendakwah harus dikaji secara komprehensif dan tidak reaktif. Menurutnya, ide ini sudah bergulir sejak lama.

"Kita tidak bisa juga reaktif ketika ada masalah langsung sertifikasi dan lainnya. Itu namanya reaktif," ujar Menag di Jakarta, Rabu (18/12).

"Apakah itu menyelesaikan persoalan? Apakah nanti tidak menimbulkan persoalan baru?," sambungnya.

Menag sependapat dengan pandangan sejumlah kalangan termasuk DPR RI bahwa kompetensi dalam dakwah sangat penting dan jika berbicara tentang dakwah maka itu tidak hanya terkait sertifikasi pendakwah.

Menag menjelaskan bahwa paling tidak ada lima hal yang harus diperhatikan dalam dakwah yaitu materi dakwah, metode dakwah, media dakwah, objek dakwah dan ada pendakwah.

"Jadi mubaligh hanya satu di antara lima faktor. Tidak mungkin bisa selesai persoalan kalau hanya menyelesaikan satu faktor; harus komprehensif," sebutnya

"Siapa pendakwahnya? Siapa yang akan didakwahi? Bagaimana metodenya? Apa materinya? Dan media apa yang digunakan untuk berdakwah? Jadi konprehensif," lanjutnya.

Baca juga: Kemenag Bakal Libatkan Ormas dalam Kajian Sertifikasi Pendakwah

Dia juga menilai kelima unsur dakwah ini harus dikerjakan secara profesional bukan hanya satu tentang sertifikasi. Walaupun ada sertifikasi tapi jika materinya tidak diatur, media dakwahnya tidak diatur, audiensinya yang akan mendengarkan juga tidak terpolakan dan alat-alat yang digunakan untuk menyampaikan dakwah juga tidak teratur itu tidak berkontribusi aktif.

"Kita ingin komprehensif. Ini yang menurut hemat saya itu yang profesional. Bukanlah suatu gagasan profesional itu berkonsentrasi hanya pada satu unsur, tapi unsur lainnya tidak. Ini agak sedikit lebih sistematis, komprehensif," tegasnya.

"Insya Allah kami percaya bahwa masyarakat kita sudah matang. Kita berterima kasih kepada para Faunding Father’s kita. Mereka tidak hanya bicara tapi mengamalkan apa yang mereka bicarakan. Kita harus belajar banyak dari para Faunding Father’s kita, dari Sabang sampai Merauke, kelapangdadaannya menerima perbedaan itu dahsyat," tandasnya.

Penulis :
Tubagus Rachmat