
Pantau - Setiap tanggal 15 Januari, bangsa Indonesia memperingati Hari Dharma Samudera sebagai bentuk penghormatan kepada perjuangan para pahlawan yang gugur dalam mempertahankan kedaulatan di perairan Indonesia. Hari bersejarah ini diperingati khusus oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) untuk mengenang heroisme dalam Pertempuran Laut Aru yang terjadi pada tahun 1962. Peringatan ini tidak hanya menjadi momen untuk mengenang sejarah, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga semangat juang dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.
Tahun ini, peringatan Hari Dharma Samudera Nasional memasuki usia ke-63 dengan tema yang menggugah: “Kobarkan Semangat Pertempuran Prajurit Jalasenastri yang Tangguh, Profesional, dan Modern.” Berikut adalah serba-serbi tentang sejarah dan makna peringatan Hari Dharma Samudera.
Sejarah dan Makna Hari Dharma Samudera
Hari Dharma Samudera berakar dari peristiwa heroik Pertempuran Laut Aru yang terjadi pada 15 Januari 1962. Dalam pertempuran ini, Komodor Yos Sudarso bersama para prajurit TNI AL lainnya gugur sebagai pahlawan. Peristiwa tersebut menjadi simbol perjuangan TNI AL dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya di perairan Papua Barat.
Baca juga: 16 November: Memperingati Hari Angklung Sedunia
Dilansir dari situs resmi TNI AL, pertempuran ini dipicu oleh penolakan Belanda untuk menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia, meskipun perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) telah mengatur hal tersebut. Sebagai respons, Indonesia meluncurkan Operasi Rahasia STC-9 (Satuan Tugas Khusus 9 Januari), yang melibatkan tiga kapal perang, yaitu:
- KRI Macan Tutul
- KRI Macan Kumbang
- KRI Harimau
Ketiga kapal ini bertugas mengintai kekuatan Belanda di perairan Papua Barat. Namun, keberadaan mereka terdeteksi oleh Belanda, sehingga terjadi bentrokan sengit di Laut Arafuru pada 15 Januari 1962.
Heroisme Komodor Yos Sudarso
Pertempuran tersebut memperlihatkan keberanian Komodor Yos Sudarso, yang saat itu memimpin misi pertahanan. Di tengah kekuatan militer yang tidak seimbang, Yos Sudarso mengeluarkan perintah legendaris: “Kobarkan Semangat Pertempuran.” Saat KRI Macan Tutul dihujani tembakan Belanda, Yos Sudarso bersama para awak kapal gugur sebagai pahlawan bangsa.
Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah penting. Setelahnya, pertempuran laut antara Indonesia dan Belanda tidak lagi terjadi, dan Papua Barat akhirnya bergabung dengan Indonesia melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
Baca juga: 11 November: Memperingati Hari Bangunan Indonesia
Tema dan Peringatan Hari Dharma Samudera 2025
Pada peringatan tahun ini, TNI AL mengusung tema “Kobarkan Semangat Pertempuran Prajurit Jalasenastri yang Tangguh, Profesional, dan Modern.” Puncak acara akan digelar dengan Upacara Tabur Bunga dari atas kapal KRI di Teluk Jakarta, sebagai bentuk penghormatan kepada jasa para pahlawan yang telah gugur.
Pelajaran dari Hari Dharma Samudera
Peringatan Hari Dharma Samudera mengajarkan kepada kita betapa pentingnya menjaga semangat perjuangan, keberanian, dan rasa cinta tanah air. Momentum ini tidak hanya untuk mengenang sejarah, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kedaulatan bangsa adalah hasil dari perjuangan dan pengorbanan yang besar.
Mari kita jadikan Hari Dharma Samudera 2025 sebagai momen refleksi untuk terus menghargai jasa para pahlawan serta menjaga semangat perjuangan mereka dalam menjaga keutuhan Indonesia.
Baca juga: 9 November: Memperingati Hari Penemu Internasional
- Penulis :
- Latisha Asharani