
Pantau.com - Komandan Brigade Aliansi Hasta Mahardika Soehartonesia, Rizka Prihandy melaporkan Wasekjen PDIP Ahmad Basarah ke Polda Metro Jaya lantaran ucapannya yang menyebut Soeharto sebagai guru korupsi.
Laporan tersebut telah tercatat dalam laporan polisi nomor LP/6606/XII/2018/PMJ/Dit. Reskrimum tertanggal 3 Desember 2018.
Selain itu, dalam laporan itu tertulis Ahmad Basarah disangkakan dengan Pasal Pasal 156 KUHP dan atau Pasal 14 Jo Pasal 15 UU RI No. 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana atas tuduhan penghinaan dan atau penyebaraan berita bohong (hoax).
Baca juga: Alpha: Koruptor Sebaiknya Dihukum Mati
"Saya mendapatkan berita ini kita lihat di media bahwa ada ujaran kebencian terhadap bapak bangsa kita yaitu mantan presiden kedua kita Bapak Soeharto," kata Rizka di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (3/12/2018).
Dalam pelaporannya itu, sejumlah barang bukti juga ikut disertakan. Salah satunya yakni kliping media online terkait penyataan Basarah. Bahkan, Rizka menegaskan dalam pelaporan ini tidak ada sangkut pautnya dengan hubungan politik.
"Kami hanya terpanggil sebagai anak-anak ideologi Pak Soeharto untuk meluruskan apa yang telah di selewengkan, apa yang telah menjadi ujaran kebencian," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Wasekjen PDIP sekaligus Juru Bicara Capres dan Cawapres nomor urut 1 Jokowi – Maruf Amin, Ahmad Basarah menyebut Presiden kedua Soeharto yang merupakan penguasa Orde Baru adalah guru korupsi.
Baca juga: Disebut Prabowo Korupsi di Indonesia bak Kanker Stadium 4, Apa Kata KPK?
Cap tersebut disematkan Basarah terhadap Soeharto sebagai tanggapan ucapan kubu Capres dan Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menyebut korupsi di Indonesia sudah stadium 4 alias akut.
"Jadi, guru dari korupsi indonesia sesuai TAP MPR nomor 11 tahun 1998 itu mantan presiden Soeharto dan itu adalah mantan mertuanya Pak Prabowo," jelas Basarah di Megawati Institute, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).
Karena itu Basarah menilai ucapan Prabowo mengenai korupsi di Indonesia kekinian sudah stadium 4 tersebut malah memercikkan air ke wajah sendiri.
"Jadi ini adalah PR bangsa kita, yang sampai sekarang harus mencuci piring tradisi korupsi yang dilakukan pada zaman lalu, sehingga rakyat melakukan koreksi, akhirnya muncul era reformasi tahun 98," ujarnya.
- Penulis :
- Adryan N