Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Legislator kutuk keras penyiksaan yang didokumentasikan oleh KKB Papua

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Legislator kutuk keras penyiksaan yang didokumentasikan oleh KKB Papua
Foto: Indrajaya desak aparat tindak tegas penyiksaan brutal oleh KKB di Yahukimo.

Pantau - Anggota Komisi II DPR RI, Indrajaya, mengutuk keras aksi penyiksaan hingga menewaskan korban yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan, dan mendesak aparat hukum segera mengusut tuntas kejadian tersebut.

Indrajaya menyebut bahwa tindakan KKB yang mendokumentasikan aksi penyiksaan dan menyebabkan korban meninggal merupakan kejahatan berat dan tidak manusiawi.

"Melakukan penyiksaan dan memvideokannya merupakan kejahatan yang berat. Tindakan itu sangat biadab," tegasnya.

Penyiksaan dinilai langgar HAM dan hukum internasional

Indrajaya menilai bahwa aksi tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia dan menegaskan pentingnya penegakan hukum yang maksimal terhadap para pelaku.

"Para pelaku kejahatan itu harus mendapatkan hukuman berat. Saya kira hukuman mati," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa video yang merekam kekerasan, penganiayaan, dan pembunuhan dapat dijadikan sebagai alat bukti dalam proses hukum.

"Selain itu, pembuatan dan penyebaran dokumentasi kejahatan juga dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum," tambahnya.

Indrajaya merujuk beberapa pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), seperti Pasal 338 tentang pembunuhan yang diancam pidana maksimal 15 tahun penjara, serta Pasal 351 dan 354 yang mengatur pidana penganiayaan berat dan akibat yang ditimbulkan.

Ia juga menegaskan bahwa tindakan KKB tidak hanya melanggar hukum nasional, tetapi juga melanggar hukum internasional yang menjamin perlindungan terhadap hak asasi manusia.

Sebelumnya diberitakan bahwa KKB mengklaim telah membunuh lima anggota TNI yang disebut menyamar sebagai penambang emas ilegal di Kali Kabur, Korowai, Yahukimo.

Namun, pihak TNI membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa kelima korban yang dibunuh adalah warga sipil, bukan personel militer.

Penulis :
Pantau Community