
Pantau - Kementerian Agama (Kemenag) resmi memulai gerakan nasional menanam sejuta bibit pohon matoa (pometia pinnata) dengan melibatkan 43.000 lembaga di seluruh Indonesia.
Gerakan ini melibatkan satuan kerja, penyuluh agama, kantor urusan agama (KUA), masjid, lembaga zakat, instansi pendidikan, hingga organisasi keagamaan untuk memperluas partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen Kemenag untuk mengajak masyarakat berperan aktif dalam pelestarian alam.
"Kami memiliki banyak satuan kerja (satker) dan mitra yang tersebar hingga tingkat komunitas, seperti Penyuluh Agama Islam, KUA, pengurus masjid, dan ormas Islam. Dengan melibatkan mereka dalam penanaman pohon matoa, kami berharap tumbuh kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga alam," ujar Abu di Jakarta, Selasa.
Aksi penanaman sejuta pohon ini akan berlangsung sepanjang tahun 2025 dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta.
Pusat Kegiatan di UIII dan Program Calon Pengantin
Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) menjadi lokasi pusat penanaman pohon pertama yang dilakukan pada Selasa oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Puluhan ribu penyuluh agama telah diinstruksikan untuk tidak hanya menanam pohon, tetapi juga mengampanyekan pentingnya pelestarian lingkungan kepada majelis dan kelompok binaannya.
"Kami menginstruksikan seluruh Penyuluh Agama Islam untuk tidak hanya menanam, tetapi juga mengajak masyarakat memahami pentingnya gerakan ini," kata Abu.
Sebanyak 5.914 KUA di seluruh Indonesia diminta untuk menanam minimal 10 pohon di lingkungan kantor mereka masing-masing.
Selain itu, Kemenag juga melibatkan para calon pengantin (Catin) dalam program "Satu Catin, Satu Pohon" untuk membangun kesadaran lingkungan sejak awal membina rumah tangga.
" Kami berharap, dengan kebijakan ini, Catin ikut andil dalam penghijauan sejak awal membina rumah tangga," tambah Abu.
Peran Masjid, Lembaga Zakat, dan Wakaf dalam Gerakan Ini
Kemenag mengimbau kepada Badan Kesejahteraan Masjid dan Dewan Kemakmuran Masjid agar setiap masjid menanam minimal 10 pohon matoa.
Target penanaman melalui jaringan masjid dan mushala diperkirakan mencapai 15.000 hingga 20.000 pohon.
"Selain penanaman, kami juga mendorong agar masjid dan mushala menjadi lebih ramah lingkungan, melalui khotbah dan pengumuman yang mendukung gerakan ini," ujar Abu.
Dalam gerakan ini, Kemenag turut melibatkan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), lembaga amil zakat, Badan Wakaf Indonesia, serta para nazir.
"Saya baru mendapat laporan dari Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, bahwa sekitar 11.848 pohon telah ditanam oleh LPZ dan nazir di berbagai daerah," kata Abu.
- Penulis :
- Arian Mesa